アプリをダウンロード
57.57% Za For Zo / Chapter 19: Bagian 20

章 19: Bagian 20

Paman Reno menggelengkan kepalanya melihat tingkah nona mudanya yang langsung membuka pintu mobil begitu mereka tiba di sekolah Kenzo. Ia bahkan tidak sempat membukakan pintu.

"Jalan-jalan di sekolah Kenzo... lurus-lurus aja." Kenza bernyanyi ceria. Lirik lagu naik-naik ke puncak gunung ia ganti sesuka hati.

Kepalanya menengok kesana kemari mencari Kenzo sang pujaan hati.

"Itu Kenzo!" Pekik Kenza senang saat melihat orang yang ia cari sedang berjalan bersama Brill dan Farel.

Kakinya akan mendekat. Namun, belum satu langkah ia lewati, manusia kelewat menor menghalangi.

"Eh bocil."

"Eh maklampir."

Fara menggeram marah, "Berani banget lo ya ngatain gue maklampir." Ucapnya penuh penekanan di akhir kalimat.

Kenza mengerjap polos, "Kenza nggak ada ngomong gitu."

"Lo!"

"Ikut gue!"

"Gue mau ngomong sama lo!" Fara menarik tangan Kenza kasar, namun tetap meninggalkan bekas kemerahan disana.

"Ihh sakit, mbaknya jangan jahatin Kenza dong." Kenza cemberut, matanya sudah berkaca-kaca siap tumpah detik itu juga sebelum akhirnya melihat Kenzo yang juga menatapnya dari koridor sekolah.

"Kenza nggak mau ikut mbaknya. Kenza mau sama Kenzo." Kenza mengibaskan wajahnya hingga mengenai wajah Fara.

"Dadah." Kenza masih sempat melambaikan tangannya pada Fara yang ada di belakangnya.

Fara megap-megap. Ia tak percaya di abaikan begitu saja oleh bocil tadi. Biasanya, anak-anak disini akan bergetar ketakutan bila berhadapan dengannya.

"Liat aja nanti!"

Fara mengambil ponselnya disaku, kemudian mengetikkan pesan disana.

"Rencana kedua!" Tulisnya pada pesan tersebut, ia mengirimkan pesan tadi pada seseorang dan tersenyum licik.

Belum sempat ia melangkah pergi, dua orang dengan paras tampan menghampirinya. Baju mereka sama dengan yang dipakainya.

"Kenapa?" Fara memgangkat dagu. Menantang dua cecunguk yang ada didepannya.

"Lo apain Kenza tadi?"

"Bukan urusan lo!"

"Minggir!" Fara mengusir keduanya. Namun cengkeraman erat di lengannya mampu menghentikan langkahnya.

"Lepash." Fara merasa kesakitan.

"Ini belum seberapa. Berani lo gangguin dia lagi, ucapin selamat tinggal pada dunia!" Brill mengancam. Sedetik kemudian melepas cengkramannya.

"Lo nggak lupa siapa Kenzo kan? Dia bisa ngelakuin apapun kalo ada yang ngusik miliknya." Farel berkata santai namun mampu membuat Fara ketakutan.

Mereka berdua kemudian pergi setelah memberi ancaman pada Fara. Tentu saja mereka melakukan itu semua atas titah Yang Mulia Kenzo.

Fara kembali membuka ponselnya dengan tangan bergetar, berniat menghubungi seseorang.

Namun, belum sempat ia membuka layar kunci ponselnya, sebuah tangan membekapnya dari belakang.

"Emmpphh!" Ponselnya jatuh diikuti hilangnya Fara dari koridor sekolah.

***

"Tunggu sini ya. Aku mau pesen makanan." Ucap Kenzo lembut, lelaki itu menuntun Kenza duduk di kursi yang biasa ia tempati bersama kedua temannya.

"Tadi ada mbak-mbak jahat, seragamnya kayak itu tuh." Kenza menunjuk murid perempuan yang sedang mengantri di stand makanan.

"Dia tadi ngajakin Kenza pergi terus narik tangan Kenza terus tangan Kenza jadi merah terus tangan Kenza sakit." Adu Kenza.

Memang, sedari mereka kecil Kenzo selalu mendoktrin Kenza untuk berkata jujur padanya. Menyuruhnya bercerita tentang apapun itu, tentang hari yang dilewatinya atau sekedar masalah sepele. Kenzo tidak mau melewatkan hal terkecil dari Kenza.

"Tapi Kenza nggak mau loh. Kata Kenzo, Kenza nggak boleh pergi kemana-mana kalo nggak sama Kenzo."

"Dia udah aku bales sayang."

"Mbak-mbak jahat tadi?"

Kenzo mengangguk, namun menahan amarah di dalam hatinya.

Damn it.

Matanya menggelap saat melihat lengan Kenza yang memar.

Kenzo akan membalas lebih kejam dari ini.

Mata Kenza berbinar, "Kenzo superman." Kata Kenza memeluk Kenzo erat.

"Siniin tangannya, aku mau liat."

Kenza melepas pelukannya dan menyodorkan tangannya yang masih merah karena tarikan tadi.

"Masih sakit?" Tanya Kenzo lembut, mengelus lengan Kenza yang merah sesekali menciumnya.

"Tadi sakit, sekarang udah nggak."

"Nanti kita ke dokter ya." Ucap Kenzo dan diangguki oleh Kenza.

"Kenza mau susu indomilk." Pinta Kenza sambil matanya menatap ke arah showcase cooler.

"Ini!" Kenza membulatkan matanya kala susu indomilk itu ada didepannya.

"Wahh, banyak banget."

"Itu cuma 3 sayang, nanti kalo kurang aku beliin lagi."

Kenza mengangguk senang, "Kenzo kapan belinya?"

"Tadi." Jawab Kenzo, ketika gadisnya itu begitu fokus menatap showcase cooler.

"Makasih, Kenza sayang Kenzo." Kenza memeluk erat tubuh Kenzo.

"Cuma sayang?" Kenzo menaikkan sebelah alisnya, menggoda Kenza.

Kenza mendongak, "Nggak, KENZA CINTA BUAAANGET SAMA KENZO!" Ucap Kenza dengan lantang, membuat penghuni kantin yang sedari tadi diam-diam melihat menjerit iri.

"Love you too!" Kenza tersenyum lebar, wajahnya mendekat hingga bibirnya menyentuh bibir Kenzo.

"Kenzo kok diem. Ayo cium Kenza. Yang pake lidah ituloh."

Kenzo tertawa, namun tak menolak permintaan Kenza.

Siswa-siswi disana semakin menjerit melihat tawa pangerannya yang baru pertama kali mereka lihat.

"Andaikan Kenzo milik bersama, awww." Suara jeritan mereka dalam hati.

"In here?"

"Iya. Disini. Kenza maunya disi..."

Terpotong, suara Kenza seakan ditelan bumi begitu bibir Kenzo membungkam bibirnya.

"Awww emakk pengen!" Jerit mereka bersamaan.

_______

TBC


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C19
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン