"Yakin ya."
Aku pun terkekeh kecil. "Buktinya Saya masih melek habis dihajar begini."
Mike pun loading sesaat untuk mengendalikan jengkel, barulah tertawa di depanku. "Ha ha ha—dasar ... jangan begitu bilangnya."
Aku pun rileks setelah Mike mengecup bibirku, meski rasanya memang perih sekali.
"Cepat sembuh, Sayang. Lusa kukunjungi lagi setelah acara selesai."
"Hm."
"Biar kubereskan dulu orang-orang di luar sana."
"Iya."
Usai Mike keluar, aku dapat pesan dari Peter bahwa besok kedua orangtuaku datang. Ibu Nuu juga ikut, meski Ayah Tan tidak. Karena beliau akan dalam perjalanan bersama Mike juga. Ketiganya pun hadir dengan tatapan mata yang berbeda. Ayah menangis. Ibu berusaha menenangkan Ayah seperti biasa. Sementara Ibu Nuu membawa hasil masakannya sendiri untukku. Beliau bilang mengolah itu bersama dua pelayan, sampai-sampai Ibu cemburu karena hanya membawa croissant dari toko.
Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!