Reva sedari tadi tersenyum-senyum sendiri di dalam mobil. Ia sama sekali tak bisa melupakan segala ucapan Agam ketika melamarnya. Pria itu terlihat sangat menggemaskan di matanya.
"Sudah tampan, baik, menggemaskan pula. Mana mungkin aku tak tertarik denganmu, Gam. Kau pria yang kudamba-dambakan selama ini. Kau lebih baik daripada Saga, ataupun Joseph."
Ia sangat mengagumi Agam, begitu pula sebaliknya. Reva menyukai segala yang ada di dalam diri pria itu. Agam sangat berbeda sekali dengan Joseph. Sang kekasih tak pernah memaksakan kehendaknya, berbeda dengan Joseph.
Joseph selalu saja memaksakan kehendak, apabila Reva tak menginginkan sesuatu. Membuat wanita itu sama sekali tak ingin berada dekat dengannya. Berada di dekat Joseph, membuat Reva selalu merasa tersiksa. Ke mana-mana, selalu saja dihubungi dan dalam sekejap, pria itu muncul mendatanginya.