Kelima remaja menuju dewasa yang memounyai umur sebaya itu tertawa.
Suara sesuatu atau lebih tepatnya seseorang yang mencium lantai dengan mulus itu berhasil membuat semuanya tidak bisa lagi untuk menahan tawa mereka.
Posisi Nevan yang baru saja tersandsung oleh kaki ranjang rawat Gina tengkurap dan sepertinya Nevan sendiri tidak berniat untuk bangun dari posisi jatuhnya.
Sudah lama rasanya ia tidak mendengar suara tawa dari orang-orang di sekitarnya. Nevan juga sudah tidak ingat lagi kapan terakhir kali sifat konyol miliknya muncul ke permukaan.
Yang pasti sekarang, antara malu dan juga bahagia dari tawa orang-orang yang selama satu tahun ini dirundung kesedihan, membuatnya merasa senang. Itu mengapa Nevan tidak langsung bangkit dari posisi tengkurapnya.
"Lu kenapa cuma diem aja sih? Banguunnn." Gian yang sudah berada di hadapan Nevan sedari tadi meletakkan tangannya di ketiak lelaki tersebut, lalu setelah itu mengangkat tubuh Nevan yang terasa berat.