Ketika Ai Zhiyi membuka mulutnya untuk berbicara, ia terhenti. Seolah-olah Ai Zhizhu sudah mengetahui apa yang hendak ia katakan, ia berbicara lebih dulu, "Aku meneleponmu karena aku hanya ingin memberitahumu sesuatu."
Ai Zhizhu berhenti. Terdengar helaan napas di seberang sana. Napasnya terdengar berat dan sesak saat is bernapas seperti sebuah baban kesedihan yang menghimpit paru-parunya.
Sementara itu, Ai Zhiyi menunggu dengan sabar meski jantungnya seperti akan melompat keluar dari rongga dadanya.
Ai Zhizhu menarik napas dalam-dalam sekali lagi, lalu serangkaian kata-kata pun keluar dari kesedihan mendalam hatinya yang berdarah, "Aku ingin memberitahumu bahwa ibu telah meninggal."