アプリをダウンロード
1.02% SELAKSA CINTA UNTUK BIDADARI / Chapter 3: bertemu calon suami

章 3: bertemu calon suami

Arsyla duduk di depan cermin meja rias kamarnya. Ia hanya memakai bedak tipis dengan lipstik brwarna natural agar terlihat lebih segar saja.

Dia yang terbiasa tampil polos dan apa adanya, begini saja sudah terlihat sangat luar biasa, inner beautynya semakin terpancar kuat.

Usai merias diri dan membenarkan hijabnya, ia memutuskan tetap di dalam kamar sambil menunggu calon imamnya datang.

Diraihnya gawai di atas tempat tidur banyak panggilan tak terjawab dari Jhordhan juga pesan darinya.

Pesan terakhir yang ia lihat adalah bebrapa menit lalu, Jordhan mengatakan akan datang ke rumah Arsyla.

Rasa tenang yang ia dapatkan dengan susah payah hilang dalam sekejap, kini, ia benar-benar bingung. Ada rasa khawatir di hatinya entah kenapa, dia tidak ingin Jordhan tahu prihal perjodohan ini. Ada rasa takut jika sampai Jordhan tahu, ia akan menjahui dan membencinya.

"Tenang, Syla! Bukankah jika dia tahu lebih awal ini akan sangat baik? Sudahlah biarkan semua mengalir seperti air di sungai," hiburnya seorang diri sambil menghirup napas dalam-dalam.

"Arsyla, tamunya sudah datang. Kemarilah nduk! Antarkan kopi dan makanan kecil ini ke depan!" Seru umi Arsyla seraya memberikan nampan besar berisi tiga gelas kopi dan dua piring kue.

Dengan sedikit gemetar Arsyla menerima nampan dari uminya dan membawa ke depan. Di balik selambu, Arsyla berhenti sejenak. Mengumpulkan keberanian, dan mengatur napas agar terlihat lebih tenang.

Diintipnya pria muda di samping Pak Abdullah, samar-samar terlihat pria dengan tubuh tinggi tegap berkulit kuning langsat dan rambut potongan cepak khas abri.

Arsyla keluar dengan langkah perlahan tapi pasti, pandangannya menunduk, ia belum ada keberanian menatap siapapun termasuk abahnya sendiri, apalagi calon imamnya.

Saat meletakan dua piring makanan ringan dan gelas di depan pria yang akan dijodohkan dengannya, Arsyla sedikit memandang wajah pria itu. Ternyata pria itu sudah memperhatikan dirinya hingga pandangan mata mereka sempat bertemu.

Arsyla gelagapan antara malu dan tak percaya diri. Ia segera menundukan pandangannya dan beberapa langkah mundur.

"Arsyla, kenalkan dia Ahmad Rayyan,

dia ini adalah anggota TNI," ucap abah Arsyla.

Arsyla memandang pria yang duduk di sebelah Pak Abdulla, nampak olehnya pria yang sangat rupawan serta lembut, sinar keimanannya begitu kuat terpancar di wajahnya.

"Nak Rayyan, ini putri saya Arsyla, dia masih kuliah smester empat," lanjut abah Arsyla sambil tersenyum lebar.

Arsyla menangkupkan kedua tangannya di depan dada sambil memandang Rayyan sebentar seraya menunduk sambil tersenyum. Lalu, ia pun kembali ke belakang.

Sampai di dapur ia meletakan nampan bekas wadah kopi dan makanan untuk tamunya, ia memegangi dadanya sesaat terdiam sejenak memejamkan mata lalu tersenyum sambil membuka mata.

"Kau sudah melihat calon imammu kan, Nduk?" ucap umi Arsyla dari belakangnya.

Dengan cepat Arsyla membalikkan badan, kembali memasang ekspresi tenang meski hatinya tak dapat terlukiskan.

"Iya, Umi." Arsyla menunduk malu.

"Bagaimana? Apakah kau menerima lamaran dari Nak Rayyan?"

"Insyaallah Arsyla bersedia, Umi, jika memang dia calon yang ditakdirkan Allah untuk Syla."

"Subhannallah." Umi Arsyla menangis haru dalam senyuman maju beberapa langkah dan memeluk putrinya.

Arsyla membalas pelukan uminya. Tapi, hatinya masih saja gundah menyadari kenyataan bahwa Jordhan lah yang sampai kini masih ada di hatinya.

"Dia itu adalah anggota TNI, jabatannya Perwira," tukas umi Arsyla.


Load failed, please RETRY

ギフト

ギフト -- 贈り物 が届きました

    週次パワーステータス

    Rank -- 推薦 ランキング
    Stone -- 推薦 チケット

    バッチアンロック

    目次

    表示オプション

    バックグラウンド

    フォント

    大きさ

    章のコメント

    レビューを書く 読み取りステータス: C3
    投稿に失敗します。もう一度やり直してください
    • テキストの品質
    • アップデートの安定性
    • ストーリー展開
    • キャラクターデザイン
    • 世界の背景

    合計スコア 0.0

    レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
    パワーストーンで投票する
    Rank NO.-- パワーランキング
    Stone -- 推薦チケット
    不適切なコンテンツを報告する
    error ヒント

    不正使用を報告

    段落のコメント

    ログイン