Mendengar langkah Bo Yan yang santai menuju lantai bawah, An Ge'er menarik napas lega.
'Benar saja, Paman memang tidak bermaksud seperti itu sama sekali. Dan untungnya, aku tidak besar kepala.'
Seketika itu juga, ketegangan di dalam hati An Ge'er mengendur. Namun pada saat yang sama, seperti ada perasaan melankolis yang tidak dapat dijelaskan.
'Apakah itu... kekecewaan?'
An Ge'er tidak berani melanjutkan pikirannya itu. Dia mengangkat tangannya untuk menyentuh bibirnya sendiri dengan sadar. Kemudian, gadis itu tiba-tiba menyadari bahwa di atas bibirnya seperti masih tertinggal rasa bibir Bo Yan.
Tidak hanya pergelangan tangannya, bahkan seluruh badan An Ge'er dipenuhi oleh aroma tubuh Bo Yan. Aroma jernih yang bercampur dengan aroma samar-samar tembakau. Entah kenapa, wajah gadis itu menjadi panas lagi.