"Lakukan itu sekarang atau aku akan melakukan cara lain untuk membunuh anak zina yang ada di dalam perutmu itu." Modama menjadi sangat marah melihat tatapan menentang dari kedua mata Luna. "Dan itu tidak akan bebas dari rasa sakit."
Luna menurunkan tatapan matanya dan menatap botol di dalam genggamannya itu, ia tidak tahu kenapa ia sangat enggan meminum cairan itu.
Ia juga tidak menginginkan bayinya, kan?
Untuk yang mengejutkannya, ia tidak bisa menemukan jawaban apapun atas pertanyaannya sendiri. Tapi, ia pasti akan kehilangan bayi itu, entah ia menginginkannya atau tidak.
Maka, dengan tangan yang gemetar, ia mengangkat botol itu hingga ke bibirnya dan meneguk cairan di dalamnya, ia menarik kepalanya kebelakang saat air mata jatuh keluar dari sudut matanya.
Luna merasa bingung, ia tidak tahu untuk apa air mata itu? Kehilangan bayi yang ada di dalam kandungannya? Karena, ia telah menjadi seorang pembunuh? Atau karena ia sudah membunuh anaknya sendiri?