Luna terus menggelengkan kepalanya, menolak untuk menyakiti adiknya. "Ayah… aku tidak mau…"
Modama menatap ke bawah ke arah Luna dengan wajah yang tidak berekspresi saat ia meyatakan dengan keras dan jelas. "Kita tidak akan kembali hingga kau berhasil melakukannya. Tidak ada tempat bagi orang lemah di dunia ini, jika kau berhati lembut kepada musuhmu, mereka akan memanfaatkan kebaikanmu untuk menghancurkanmu! Seperti apa yang sudah mereka lalukan kepada kakek nenekmu. Mereka akan memburumu seperti binatang dan membunuh keluargamu tepat di hadapan matamu, memaksamu untuk menyaksikan mimpi buruk itu terjadi, sebelum dengan perlahan membunuhmu juga. Tapi, kau sudah mati dari dalam bahkan sebelum mereka membunuh tubuh fanamu."
Modama mengarahkan tatapannya yang suram dan meatap ke arah jarak.