"Akhirnya kau datang." Wang Yu berkata dengan lesu.
Pada saat ini, Ye Xiu belum menyadari keberadaan sepasang ibu dan anak itu, para tentara golongan atas dan para Pemanah Golden Archer mengelilinginya. Situasi ini hampir mengingatkannya seperti apa yang telah terjadi kepadanya beberapa tahun lalu di Sekte Pedang Gunung Sui.
Ia menatap mereka semua. "Katakan padaku apa yang kau inginkan dan segera tinggalkan mereka!" Ye Xiu berteriak.
Dengan mendengar kemarahan Ye Xiu, Wang Yu hanya terkekeh dengan kesan mengancam. "Kau tidak berada di dalam posisi dimana kau bisa berbicara tentang syarat denganku, Ye Xiu." Ia mengejek.
Ye Xiu berada dalam kedaan yang seakan sebentar lagi siap meledakkan kemarahannya. Pedangnya menusuk orang-orang yang berada di sekelilingnya dengan cepat, hanya ancaman yang terpancar dari kedua matanya ketika ia membunuh oaring-orang yang menghalangi jalannya.
Tidak memakan waktu lama sebelum ia mencapai tempat Su Zhang Li dan Ye Qing berada. Ia berjongkok ke tanah di hadapan Su Zhang Li saat matanya menatap sekilas ke sekelilingnya, masih berwaspada. Berjaga-jaga bila mereka memutuskan untuk menyerangnya sekarang.
Saat Wang Yu mundur beberapa langkah dari mereka, ia tersenyum miring. Wang Yu sedang menunggu reaksi dari Ye Xiu ketika ia tahu bahwa keponakan kesayangannya telah pergi.
"Zhang Li, bawa Ye Qing dan pergi dari tempat ini." Ye Xiu berkata dengan lembut kepada adik iparnya.
Namun, Su Zhang Li hanya menatapnya tanpa membuat pergerakan apapun. Ia mengedipkan matanya dengan lemas, masih memeluk tubuh Ye Qing.
Menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan reaksi Su Zhang Li, Ye Xiu menjadi waspada. "Zhang Li, biarkan aku melihat Ye Qing." Ye Xiu mencoba untuk membuka jari-jari Zhang Li dari tubuh anaknya. Tapi ia malah memeluk Ye Qing lebih erat ke dalam dekapannya.
"Kau akan melukai Ye Qing jika kau memeluknya seperti itu." walaupun itu adalah hal yang ia katakan, tapi firasat buruk telah sampai di dalam pikirannya. "Biarkan aku melihatnya." Sekarang suara Ye Xiu terdengar bergetar.
Tak lama kemudian, Su Zhang Li mengangkat kepalanya dan tatapannya jatuh di wajah Ye Xiu. Dengan pelan ia membuka mulutnya, mencoba untuk mengeluarkan suara atau mengatakan sesuatu kepada Ye Xiu. Namun, tidak ada yang bisa terdengar saat bibirnya bergetar.
"AAAARRRGGHH!!!"
Merasa frustasi karena ia tidak bisa menyuarakan pikirannya, ia malah berteriak dengan keras.
Ia berteriak dan terus berteriak dan seolah-olah dengan cara itu ia dapat mengurangi rasa sakit di hatinya, seolah-olah dengan cara itu ia bisa memanggil anaknya hidup kembali.
Dengan teriakan dari Su Zhang Li, Ye Xiu berlari menuju Wang Yu. Pembuluh darah di tangannya timbul karena mencoba menahan rasa marah yang luar biasa.
Wang Yu tidak bergerak ketika ia melihat Ye Xiu menghampirinya dengan cepat dan penuh amarah, karena di tengah jalannya, Ketua Mo menghalangi serangan Ye Xiu dan menghadapinya. Membiarkan Wang Yu di sisi lain sebagai seorang penonton yang sedang menikmati pertunjukkan, ia sangat menyukai apa yang sedang ia saksikan saat ini.
Ye Xiu dengan kejam menyerang Ketua Mo, tidak lama setelah itu mereka berdua terlibat dalam pertempuran yang ganas.
Ketua Mo dapat mengejar kecepatan Ye Xiu, namun kemampuan berpedang Ye Xiu jauh lebih hebat dibandingkan dirinya dan membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama.
Ketika Ketua Mo mulai bergerak dengan sembarangan, Ye Xiu menyayatkan pedangnya kepada Ketua Mo. Untungnya, Wang Yu melangkah maju dan menarik Ketua Mo ke sisinya dan di waktu yang sama ia menarik pedangnya untuk menangkis serangan Ye Xiu.
Mereka bertiga melangkah mundur di waktu yang sama untuk menilai situasi.
Namun, ketika Ye Xiu sedang memandang sekitarnya, ia melihat sekilas ratusan tubuh tergeletak mati di tanah yang ia abaikan sebelumnya.
Sekarang ketika ia lebih memperhatikannya, ia tidak bisa menemukan satu tubuh pun.
Tidak ada pergerakan apapun dari anak-anak itu yang memberinya petunjuk bahwa mereka semua masih hidup.
"Kau telah membunuh mereka!!!" Ye Xiu berteriak.
Wang Yu tertawa dengan sepenuh hati dan puas ketika ia mendengar Ye Xiu melepaskan kemarahannya dan memberikan sinyal kepada sisa para Pemanah Golden Archer untuk menembakinya.
Kemudian selanjutnya, puluhan anak panah terlempar ke langit dan kemudian jatuh kebawah seperti hujan. Ye Xiu melesat ke arah Su Zhang Li untuk melindunginya dari panah-panah itu.
Ketika serangan dari panah-panah itu telah berakhir, Wang Yu menyerang Ye Xiu dengan sendirinya.
Wang Yu memaksanya untuk menjauh dari wanita itu dan anaknya.
Ketua Mo yang melihat mereja berdua bertempur menjadi tidak sabar dan iamenarik rambut Su Zhang Li.
"Cukup! Kau hanya membuang waktumu!" Ketua Mo menegur Wang Yu sambil memposisikan pedangnya di leher Zhang Li.
"Ikut dengan kami secara sukarela atau aku akan membunuhnya!"
Wang Yu berhasil menendang dada Ye Xiu karena ia berhenti secara tiba-tiba ketika melihat Su Zhang Li berada dalam keadaan sulit dan kalimat ancaman dari Ketua Mo.
Wang Yu yang telah dikuasai oleh kemarahannya memiliki niat untuk menusuk Ye Xiu. Namun, Ketua Mo berteriak kepada Wang Yu lagi. "Kau membutuhkannya dalam keadaan hidup!"
Dengan kesal, Wang Yu mengubah arah pedangnya dan menendang Ye Xiu. Ketika Ye Xiu terjatuh ke tanah, ia melangkahkan kaki di dadanya dan mengarahkan ujung pedangnya ke mata Ye Xiu. "Kau akan mati ketika aku telah selesai berurusan denganmu!" Wang Yu tersenyum miring dengan puas.
Su Zhang Li melihat kakak iparnya dengan tatapan kosong, sayatan di lehernya membuka kembali luka yang sebelumnya, seolah-olah ia tidak bisa merasakan sakitnya, Zhang Li tetap diam.
Tubuh Ye Qing sudah terasa dingin dan memar-memar di lehernya dapat terlihat jelas. Su Zhang Li menatap wajah tertidur anaknya dan ekspresi marah dan khawatir Ye Xiu karena pria ini mengancamnya dengan nyawanya.
Kedua mata indah Su Zhang Li menjadi fokus saat air mata mulai mengalir di pipinya yang pucat dan ia berkata dengan sangat lembut.
Ye Xiu tidak dapat mendengarnya dengan jelas, tapi ia bisa membaca gerakan bibirnya.
"Katakan pada Ye Bai, aku minta maaf…" Su Zhang Li berkata dengan lembut sebelum ia dengan memaksa menarik rambutnya dan menggerakkan kepalanya mendekat ke arah pedang yang berada di lehernya. Darah menyembur keluar dari luka dalam yang disebabkan oleh pedang itu dan tubuhnya terjatuh ke tanah tanpa nyawa.