Janu berlari sekencang-kencangnya di sebuah gang sempit, sesekali menengok ke belakang. Gara-gara para bidadari sialan itu, dia harus kabur dari tempat kerjanya di pasar kuliner.
Tiba-tiba saja, Etria mendarat di hadapan Janu. Janu terpaksa mengerem larinya, nyaris tersandung kakinya sendiri.
"Tolonglah, Jamu! Aku mohon! Kembalilah menjadi tuan! Biar beban Rava tidak terlalu berat!" pinta Etria dengan suara keras, menautkan jari-jemarinya, memajang wajah memelas. "Ya!? Ya!? Yaaa!?"
Janu mundur karena Etria mendatanginya dengan pandangan agresif.
"Udah gue bilang! Gue nggak mau jadi tuan lagi! Temen-temen gue mati sama Zita! Gue nggak mau berhubungan lagi sama bidadari!" sergah Janu dengan napas yang nyaris habis. "Dan nama gue itu bukan Jamu, tapi Janu!"
"Paling tidak, bisakah kamu memikirkannya terlebih dahulu?" lirih Kacia yang entah sejak kapan sudah ada di belakang pemuda itu.