Setetes demi setetes, airmata Naura keluar dari pelupuk matanya yang redup. Menangis sedih? Tidak. Naura hanya terharus dengan kata-kata Ken yang manis, penuh arti.
"Terimakasih, Ken!" ucap Naura sembari melepaskan pelukannya.
"Jadilah diri sendiri," ucap Ken.
"Aku akan menangis, ditempat yang seharusnya."
Naura memutar tubuhnya. Ken menatap telapak tangannya yang kosong setelah Naura memilih pergi dan pastinya, dia akan mendatangi tempat yang semetinya.
"Aku langsung tersadar, kau bukan milikku Naura. Aku langsung mengerti, bagaimana rasanya menjadi dirimu," ucap Ken.
"Terimakasih sudah selalu mengerti, Ken."
"Aku mengerti bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang sudah berada di depan mata."
***
Delice menjauhi pintu. Dia berjalan menenangkan hatinya yang sangat resah. Kemudian, Delice berfikir. Benarkah Naura mencintainya? Bukankah seharusnya tempat ternyaman dan berkeluh kesah adalah dalam pelukannya?