"Naura, apa kau mau mendengarkan ceritaku?"
"Tentu saja! Ceritakan apapun yang menjadi bebanmu," Naura mengusap lembut wajah Delice.
"Biarkan aku memelukmu sebentar lagi," Naura terdiam dan membiarkan Delice memeluk tubuhnya dengan erat.
Naura ingin mengeluh karena pelukan Delice menyakitinya. Tubuh yang penuh luka itu harus terhimpit oleh tubuh Delice yang besar.
Setelah beberapa saat, Delice melepaskan pelukannya dan menatap Naura.
"Duduklah!" pinta Delice.
Naura duduk di tepi ranjang dan Delice merebahkan kepalanya di pangkuan Naura.
"Aku tidak salah memilihmu. Aku tidak salah memilih untuk menemuimu. Ternyata, ketenangan itu seperti ini rasanya," batin Delice.
"Dulu..."
Delice mulai menceritakan masa kecilnya pada Naura. Masa tersuram yang membuatnya terjebak harus hidup keras tanpa memiliki perasaan.
Beberapa tahun lalu, anak yang baru berumur belasan tahun itu berlarian menembus dinginnya musim dingin.