"Terus, apa yang kamu lihat, lagi?" Juna, berusaha menanyakan dengan detail, apa yang Ara ingat, dan Ara ketahui.
"Hanya mulutnya, semuanya tertutup, termasuk kedua matanya. Mengenakan pakaian, serba hitam, sarung tangan hitam, dan kaca mata hitam. Dia hanya mengenakan topeng kain, yang menampakkan, mulutnya saja."
"Bisakah, kamu menceritakan dengan detail!? Aku akan coba, mengilustrasikannya, dalam bentuk gambar." Pinta Juna.
Juna memang terkenal, sangat menyukai seni lukis. Sudah banyak hasil lukisan, yang mampu membuat nama baik sekolah SMA-nya kala itu, menjadi populer. Dulu, Juna sangat ingin, menjadi seorang pelukis. Namun, karena ia memutuskan pergi menjauh dari Ara. Papanya, jadi memberikan syarat, agar ia bisa melakukan, apa yang ia inginkan. Yaitu, belajar di dunia bisnis, dan tetap memberikan kebebasan, untuk tetap melukis. Hanya saja, bukan sebagai prioritas.