"Maaf untuk apa?"
"Maaf, karna udah menyusahkan kamu" ucap Dewa.
"Hei, gak papa, Wa. Kita kan, teman." Ucap Ara.
"Tapi, Ra? Apakah, sikap mabuk aku, membuat kamu merasa tidak nyaman?' tanya Dewa, dengan mendekatkan wajahnya, di wajah Ara.
Ara memang yang menghampiri Dewa. Karna Ara merasa, Dewa masih belum sanggup, untuk berjalan lebih jauh. Tapi, Ara juga merasa terkejut, karna mendapati, wajah Dewa, yang begitu dekat, dengan wajahnya.
" Oh, enggak kok, " jawab Ara, sambil memundurkan kepala, dan tubuhnya.
***
"Mbok, Dewa tidak pulang?" tanya Dwika Purana, ke mbok Jum.
"Kurang tahu, Pak. Karna sejak tadi sore, mas Dewa, juga gak bilang mau pergi, ke mana."
"Emang, tadi, dia pergi sama siapa?"
"Sama mas Dito, Pak." Jawab mbok Jum.
"Oh, yaudah, kalau sama Dito. Kalau gitu, mbok Jum tidur saja! Palingan, Dewa juga nginep di rumah Dito." Ucap Dwika Purana.
"Iya, Pak. Selamat istirahat, Pak." ucap mbok Jum, lalu meninggalkan Dwika Purana, seorang diri.
Kecewa itu, saat?