Pagi ini, terik matahari di Ciputat, terasa berbeda dengan di Jakarta. Dewa membuka jendela kamarnya, lalu melihat berbagai jenis tanaman segar, menyambut dirinya. Rumah ini jauh lebih asri, daripada rumah Dewa yang di Jakarta.
Dewa enggan untuk kembali lagi ke Jakarta, ia merasa butuh waktu, untuk dapet melihat dan berbincang lagi dengan ayahnya.
Semalaman, Dewa melirihkan banyak kalimat tanya. Kalimat tanya untuk hubungannya dengan Ara, dan kalimat tanya tentang bagaimana bundanya menjalani hidup.
Tok, tok, tok.
Bunyi pintu kamar terketuk dari luar. Reflek Dewa menolehkan kepalanya, menatap pintu kamar.
"Nak, ayo sarapan?" suara omanya terdengar.
Dewa berjalan, mendekati pintu. Ia menurunkan handle pintu, lalu menariknya kedalam.
"Dewa, nanti aja, Oma. Belum mandi juga," ucap Dewa sambil memperlihatkan kondisi dirinya yang baru saja bangun.
"Yaudah, nanti kalau udah mandi, jangan lupa sarapan, ya?!" Oma sama Opa, sarapan duluan, ya?" ucap sang Oma.
Semangat semangat
^)_(^