"Lalu, apakah lu tahu, di mana Ara?" tanya Dewa sedikit merendahkan intonasi bicaranya.
"Belum," jawab singkat Juna.
Dewa merasa, pertemuannya dengan Juna, malah membuat Dewa semakin merasa tersaingi. Karna terlihat dari cara bicara dan cara pandang Juna, yang sangat melindungi Ara. Melindungi Ara dari seseorang yang mungkin, akan menyakitinya.
Dewa memutuskan pergi, setelah ia tahu tentang kebeneran Rai, dan awal mula, bagaimana Ara dan Juna bekerja sama. Jadi selama ini, Ara tak pernah mengetahui, bahwa penerbit yang menaunginya, adalah penerbit yang dipimpin oleh Juna.
Dewa semakin merasa berkecil hati, berkecil hati, karna ia belum melakukan hal yang jauh lebih baik, ketimbang perbuatan Juna ke Ara, selama ini. "Ra? apakah aku terlalu buruk, saat ini?" lirih Dewa di dalam mobilnya.
Pikiran Dewa semrawut, dan kacau. Selalu ada kata seandainya, dari setiap kata hatinya.
Seandainya ia tak meninggalkan Ara.
Seandainya, ia tak mementingkan Alana.