Berli berkedip berkali-kali, ternyata Alan hanya membukakan pintu dan setelahnya pria itu kembali duduk tegak, dan kembali bermain tabletnya.
Sedangkan wajah Berli sudah bersemu dengan dada yang berpacu sangat cepat. Dia masih belum berada dalam kesadarannya.
"Aku akan terlambat kalau kamu hanya diam saja dan tidak turun "
Berli kembali ke alam sadar dan kemudian bergegas keluar, saat dia mengucapkan terimakasih, Alan benar-benar acuh padanya.
Membuat sesuatu dalam hati Berli berteriak, dia mengigit bibirnya dan kemudian menutup pintu mobil.
Setelahnya, mobil itu langsung pergi meninggalkannya.
Bukankah ini pilihannya sendiri. Berli sendiri yang memilih untuk mengacuhkan pertolongan Alan dan memilih untuk terus berada dalam kesakitan nya.
Alan tak salah jika harus menjauhi Berli.