Berli duduk di dalam minimarket saat dirinya masih menggunakan seragam sekolah, di hadapannya ada ramen yang sudah siap untuk dimakan, memandang jalan trotoar melalui jendela kaca yang ada di hadapannya, matanya menerawang saat dirinya melihat senyum Alan padanya saat pulang sekolah tadi.
Berli merindukan Alan. Pemuda itu satu satunya yang masih mempedulikannya
Bahkan hatinya langsung berdebar kencang saat matanya menemukan senyum mengagumkan milik Alan. Berli akui jika ia masih mencintai pemuda itu, hanya saja, Berli tau diri jika dirinya tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya kepada seorang Alan.
Alan terlalu jauh dicapainya, dia tidak akan pernah meraihnya meski dia mengetahui fakta kedua orang tuanya adalah seorang yang sangat kaya.
"Hari buruk mu kembali?"
"Hiri ku selalu buruk"
Widya tersenyum, dia melihat ramen nya yang masih mengebul, dia pun mengikuti jejak Berli menatap jalan melalui jendela kaca, dia baru saja sampai.