Setelah selesai bersiap memakai bajunya kantornya. Alex melangkahkan kakinya turun kebawah untuk memulai sarapan pagi.
Sesampainya Alex di meja makan. Ia melihat terdapat jajaran macam masakan. Alex terbiasa sarapan pagi hanya dengan roti selai coklat di atasnya dan di sampingnya terdapat minuman teh hangat.
Hanya 5 menit Alex sudah menyelesaikan sarapan paginya yang sederhana itu. Lalu ia bergegas menuju kearah ruang tamu untuk bertemu dengan asistennya tersebut.
"Apa jadwal ku hari ini?" tanya Alex kepada asisten Damian.
"Anda ada pertemuan meeting dengan PT sumber tuan dan di pukul 10 siang tepat anda akan bertemu dengan orang yang menabrak mobil anda tuan," jelas asisten Damian kepada Alex.
"Selanjutnya jadwal anda longgar tuan hanya menandatangani berkas," lanjut asisten Damian kepada tuannya itu.
"Emm, ya baiklah aku sudah mengerti," jawab Alex dengan wajah datarnya.
"Dan satu lagi persiapkan ruangan meeting setelah sampai di kantor nanti," lanjut Alex.
"Baik tuan seperti biasa sudah saya siapkan terlebih dahulu," jawab asisten Damian.
"Hemm kerja bagus." ucap Alex sambil berjalan kearah mobil yang akan ditumpanginya menuju kearah kantor.
Damian yang melihat tuannya berjalan menuju kearah mobil segera membukakan pintu mobil belakang untuk tuannya itu.
Setelah tuannya masuk ke dalam mobil, Damian segera mengemudikan mobil tersebut berjalan menuju ke arah perusahaan Grand Company.
35 menit kemudian Alex dan asisten Damian telah sampai di perusahaan. Seperti biasa mereka akan di sambut oleh sapaan para karyawan yang berkerja di sana.
Lalu mereka berjalan menuju kearah lift khusus Presdir dan menaiki lift tersebut untuk menuju keruangan Alex.
Ting ..
Terdengar suara pintu lift terbuka di lantai paling atas gedung tersebut.
Keluarlah Alex dan asisten Damian dari lift tersebut. Mereka menuju kearah ruangan yang bertuliskan Ruangan Presdir.
"Tuan saya permisi mau keruangan saya," pamit asisten Damian kepada Alex.
"Hem.. nanti saat waktu meeting ingatkan saya untuk datang!" tutur Alex kepada asistennya tersebut.
" Baik tuan, akan saya ingatkan nanti saat jam meeting mau di mulai," jawab asisten Damian sambil membungkukkan badannya.
"Hem.. sekarang kamu bisa pergi," perintah Alex sambil mengibas-ngibaskan tangannya kearah depan.
Selepas melihat kepergiaan asistennya, Alex segera memasuki ruangannya tersebut untuk melanjutkan menandatangani berkas yang belum selesai ia tuntaskan.
Sambil menunggu waktu meeting di mulai, Alex menelpon Mama dan Papanya yang berada di Inggris.
Terdengar suara telpon tersambung dari sana, dan tidak lama kemudian juga mulai terdengar suara seorang wanita di seberang sana.
"Halo sayang anak Mama," ucap Mama Rita di sebrang telpon sana.
"Halo ma, bagaimana kabar Mama, Papa, dan adikku yang manja itu di sana?" tanya Alex kepada Mamanya dengan di iringi tawa kecilnya.
"Kami semua sangat baik di sini sayang," jawab Mama Rita.
"Lalu, bagaimana kabar anak mama yang tampan ini di Indonesia?" lanjut tanya Mama Rita kepada Alex.
"Aku baik ma. Sangat baik," jawab Alex dengan nada penuh kasih sayang.
"Kapan mama dan papa punya waktu ke Indonesia? Alex kangen dengan Mama, papa, dan adikku juga," tanya Alex lagi kepada Mamanya.
"Kami masih belum tau kapan bisa ke Indonesia sayang," ucap mama Rita di sebrang telpon sana.
"Tunggulah liburan sekolah adikmu datang, jika adikmu sudah libur sekolahnya kita akan berangkat ke Indonesia," ucap Mama Rita kepada Alex dengan pengertian.
"Baiklah ma, Alex tunggu kabar baiknya kedatangan Mama saat ke Indonesia nanti," ucap Alex dengan mengerti atas penjelasan Mamanya sebelumnya.
"Baiklah sayang mama tutup telponnya dulu ya, Besok kita lanjut lagi," ucap Mama Rita yang ingin mengakhiri telpon tersebut.
"Oke ma. Bye.. love you mom," salam Alex kepada mamanya.
"Iya sayang. Bye love you too soon." ucap mama Rita dengan sayang sambil mengakhiri telpon dengan Alex.
Setelah selesai dengan berakhirnya telpon tersebut, Alex mendengar suara pintu ruangannya di ketuk dari luar.
"Masuk!" ucap Alex dari dalam ruangannya.
Masuklah seorang pria dewasa yaitu asisten Damian.
"Tuan meeting akan segera dimulai 5 menit lagi," ucap asisten Damian mengingatkan tuannya sambil membungkukkan badannya sedikit.
Alex melihat jam yang melingkar di tangannya sambil berkata "baiklah mari kita berangkat ke ruang meeting sekarang,"
Lalu Alex berdiri dari kursi kerjanya yang ia duduki dan melangkahkan kakinya menuju keluar dari ruangannya.
Kedua pria dewasa tersebut menuju kearah ruang meeting dengan gaya kerennya. Di tengah jalan menuju kearah ruang meeting, Mereka di sambut dengan teriakan histeris para karyawan yang berlalu lalang.
Alex dan asisten Damian yang mendengar teriakan histeris para karyawan mereka hanya acuh dan mereka berdua tetap melanjutkan perjalanan menuju kearah ruang meeting.
"Gak salah pilih perusaahan aku, ya tuhan," ucap salah satu karyawan yang bekerja di sana yang melihat Alex dan asisten Damian dari kejauhan.
"Gimana gak betah kerja di sini? lah setiap hari gue liat Presdir dan asisten Damian yang sama-sama tampan,"
Ucap salah satu karyawan lainnya yang sedang melihat Alex dan asisten Damian berjalan di tengah-tengah karyawan lainnya.
Sesampainya di ruang meeting Alex dan asisten Damian berjabat tangan dengan PT sumber sebagai mana sesama pengusaha.
Lalu PT sumber sebagai mana mempresentasikan proposal yang akan di laksanakan kerjasama oleh Grand Company.
Selama proses meeting berjalan 1 jam akhirnya Alex lebih dulu berdiri dari duduknya lalu di lanjut dengan asisten Damian. Mereka setuju dan berjabat tangan untuk menyepakati bekerjasama dengan PT sumber.
Alex dan asisten Damian melangkahkan kakinya keluar dari ruang meeting dan kembali menuju kearah ruangan Presdir.
Sesampainya Alex dan asisten Damian didepan ruangan Presdir. Mereka terheran melihat seorang wanita yang memunggungi mereka.
Terutama Alex merasa penasaran dengan seorang wanita yang berbicara dengan sekertarisnya tersebut, segera Alex menghampiri dan melihat siapa wanita tersebut?.
"Ada apa ini? Kenapa ribut di depan ruangan ku?" tanya Alex kepada sekertarisnya sambil ekor matanya melirik wanita yang masih memunggunginya.
"Maaf tuan, saya sudah mengusir wanita ini berkali-kali tapi dia tidak ingin pergi," ucap sekertaris Dita kepada tuannya sambil membungkukkan badannya.
Wanita yang masih memunggungi Alex pun akhirnya berbalik membuat Alex terkejut dengan wanita tersebut yaitu Ana.
"Hem kamu ternyata," ucap Alex dengan wajah dinginnya sambil menunjuk Ana.
"Sekertaris Dita lanjutkan pekerjaanmu biar aku urus masalah ini sendiri," perintah Alex kepada sekertarisnya.
"Baik tuan." jawab sekertaris Dita sambil membungkukkan badannya.
"Ikutlah aku! Kita bahas masalah kita di dalam ruangan ku," tutur Alex kepada Ana.
"Dan kau Damian kembalilah ke ruangan mu dan lanjutkan pekerjaan mu yang belum selesai" lanjut tutur Alex lagi kepada asisten Damian.
"Baik tuan." jawab asisten Damian atas perintah tuannya.
Lalu Alex dan Ana memasuki ruangan yang bertuliskan Ruangan Presdir dan mereka duduk di sofa yang sudah di sediakan di ruangan tersebut.
Ana melihat sekeliling ruangan yang lumayan besar itu pun sambil bergumam kecil dalam hati.
"Waw.. ruangan ini sangat luas dan nyaman,"
"Apa kau tak pernah melihat ruangan sebesar dan sebagus ini,"
Alex yang melihat sikap Ana yang norak itu pun bisa ia baca. Lalu Alex berkata dengan sinis kepada Ana.