アプリをダウンロード
22.22% Patah Paling Parah / Chapter 8: Ayah Semakin Mencurigakan

章 8: Ayah Semakin Mencurigakan

"Enggak boleh karena Mas sudah jahat sama Mitha," sahutnya dengan nada manja.

Atmaji tersenyum, apa yang dikatakan memang benar. Baiklah, tak masalah jika menunggu di sini. Tentu dengan sangat ikhlas ia mematuhi perintah wanita yang disayang, asal dimaafkan.

"Ya sudah, sana ganti baju."

Dengan hati berdebar terpaksa menunggu di luar. Harapannya Mitha tak lagi marah-marah,

"O ya, lupa! Kenapa terang bulannya masih kupegang?"

Tanpa ragu dan tak sadar, kakinya melangkahkan masuk untuk meletakan oleh-oleh yang dibawa. Sedangkan Mitha dengan hati berbunga-bunga menyempatkan merias diri. Malam ini tak akan dia sia-siakan, pokoknya dompet pria itu harus terkuras habis, tak tersisa hehe. Sangat antusias sekali jika dalam hal menghabiskan duit orang.

Sebelumnya berangkat Mitha berniat pamit Sinta. Takut jika anak itu mencarinya nanti. Namun, saat kakinya melangkah tiba-tiba melihat Atmaji sudah berada di dalam. Perlahan meletakan bungkusan di atas meja ruang tamu.

"Mas, akukan sudah bilang enggak boleh masuk!" tegurnya langsung.

"Ohh iya, maaf lupa Sayang. Mas cuman mau meletakan terang bulan ini."

Masih dengan ekspresi judes, Mitha memelotot tak suka. Hatinya semakin was-was, bergegas menarik tangan pria itu keluar dari dalam rumahnya. Gawat, nanti kalo Sinta tahu mamanya punya simpanan. Atmaji sampai memohon-mohon agar dimaafkan sebab kelakuannya.

"Mitha maafkan Mas ya, beneran lupa tadi."

"Mas itu banyak alasan. Malam ini kita batal!"

"Duh, jangan Sayang … malam ini kamu boleh ajak ke mana aja asal jangan batal, ya."

Dua tangannya disatuhan memohon-mohon.

Bagus, memang kalimat itulah yang ditunggu oleh Mitha. Lagian, mana mungkin dirinya menggagalkan acara, lagian sudah selesai dandan.

"Oke," sahutnya cuek.

Atmaji girang, seyum merkah indah kembali terpancar dari wajah. Bergegas dirinya membukakan pintu mobil untuk sang pujaan hati.

"Silakan Tuan Putri," ucapnya mampu membuat Mitha tertawa. Sudah tua ada-ada saja, haha.

Setelah Mitha masuk, Atmaji turut masuk dan menutup pintu. Terlihat Sinta membuka tirai jendela kamar. Mitha yang melihat langsung sigap memberi kode agar anaknya kembali menutup gorden jendela.

"Sayang kamu kenapa?" tanya Atmaji merasa ada yang aneh.

"Ohhh, enggak papa kok. Ayo," sahutnya yang hampir ketahuan.

Atmaji membalas senyuman itu dan mulai menyetir, meninggalkan rumah Mitha. Tentu Sinta penasaran ke mana mamanya akan dibawa pria itu, ia baru berani membuka tirai jendela setelah mobil itu melesat pergi.

"Sepertinya memang ada yang tengah disembunyikan oleh Mama. Terus pria itu tadi siapa?"

Dengan cepat Sinta memberi menelpon Om Burhan. Beliau adalah pria baik yang memberi Sinta hadiah ponsel beberapa waktu yang lalu. Pesan beliau hanya satu jika terjadi apa-apa kabari saja. Karena Sinta ingin tahu mama pergi ke mana. Ia menyuruh Om Burhan membuntuti.

***

"Halo, ada apa malam-malam telepon. Hah, beneran kamu udah di depan?" Ndari kaget setelah meyibak tirai.

Langsung memutar kenop pintu, dan tak percaya. Bisa mampus kalo ayah tahu Miko di sini. Tangannya mengepal gerigitan, mengapa cwoknya nekat sekali.

"Aku enggak mimpikan? Beneran Miko?"

"Ya enggaklah, ini beneran aku. Miko cowok paling tampan di kota ini."

Ndari masih mencoba mengumpulkan puing-puing kesadaran, jika didengar dari pernyataan percaya diri itu memang benar kekasihnya. Lantas untuk apa malam-malam kemari? Ah, dia ini memang hobi sekali cari mati. Bagaimana jika ayah nanti melihatnya?

"Ish, kamu itu ngapain sih!"

Matanya celingukan memastikan ayahnya belum datang.

Miko sedikit manyun melihat pacarnya yang geregetan begitu. Seperti singa yang ingin menerkamnya saja. "Aku bawain kamu ini terbang bulan tapi enggak ada bintangnya, hehe."

Ndari mengembuskan napas, tentu saja dia kesal dengan lawakan yang tidak tahu keadaan. Spontan ditariknya tangan cowok itu untuk mendekat, "Eh, denger ya kamu itu ngelawak tapi enggak tahu tempat. Kamu enggak cari matikan! Kalo cari mati jangan di sini!"

"Santai dong, jangan geregetan kayak gitu aku jadi takut."

"Ih, kamu ini nyebelin! Ngapain kamu malam-malam ke sini, terus Ayah kalo nanti lihat bagimana?"

"Ohhh … Ayahmu hehe, tenang. Masalah Ayahmu sudah beres, enggak usah takut."

Ndari ngengir, tak mengerti maksud cowok yang senyum-senyum sedari tadi itu.

"Tadi sudah izin kok tenang aja, malah Ayahmu yang nyuruh ke sini."

"Hah, pasti kamu ngarangkan?"

"Ya Allah, kenapa sih kamu enggak pernah percaya sama aku?"

"Ya lagian aneh sih kamunya. Mana mungkin Ayah nyuruh,"

protes Ndari.

"Tadi pas aku beli terang bulan enggak sengaja liat Ayahmu. Nah, pas kita sama-sama beli, beliau menawarkan … katanya kalo aku mau main malam ini enggak papa.Soalnya Ayahmu ada urusan penting. Ya udah, aku langsung datang. Kan kesempatan enggak datang dua kali, yakan!"

Miko masih dengan tatapan mengoda sembari megedipkan mata, kegenitan. Tetapi Ndari malah merasa aneh dan semakin curiga pada ayahnya.

"Woy, kenapa lagi sih?"

Tentu Saja Miko heran dengan sikap Ndari yang benggong.

"Enggak papa. Ayo masuk."

"Enggak ah, duduk di teras aja."

Ndari mengamati cowok itu yang memilih melangkah duduk bangku teras. Ah, ya sudahlah. Begitu akan lebih baik ketimbang di dalam, takutnya nanti dia macam-macam.

"Mau minum apa?"

"Menunya apa?"

"Hahaha, emang kamu pikir ini kafe pakai tanya menu segala."

Keduanya sama-sama tertawa ngakak. Tak ingin bertanya kembali, Ndari langsung ke belakang untuk membuatkan kopi. Tak lama kopi dan teh mereka saling bersanding di atas meja bundar halaman teras.

"Ayo dibuka ini aku belikan spesial untuk kamu. Supaya kamu tambah gendut kalo makan malam hehe."

"Enggak bakal gendut, kamu tahu sendirikan dari dulu aku susah nambah berat badan."

"Iya sih, o ya.. ngomong-ngomong ayahmu ke mana, malam-malam begini?"

"Entahlah."

Miko saja sampai tersenyum memerhatikan tingkah gemas pacarnya yang menikmati terang bulan dengan lahap.

"Kamu enggak mau? Apa jangan-jangan elergi makan ini," tegur Ndari.

"Mana ada elergi terang bulan, ada-ada aja kamu ini."

"Hehehe."

Mata keduanya saling melempar pandangan. Miko menyeruput kopi buatan kekasih, "Pas, nikmat. Pahitnya kerasa, kamu pinter buat kopi."

"Ya elah, di mana-mana kopi juga pahit kali, enggak usah dipuji."

"Hehehe... iya ya. O ya, pas kita di warung bakso itu, aku li-" Miko terdiam. Tak ingin melanjutkan ucapannya. Seperti akan lebih baik jika, dirinya memastikan ke mana ayah Ndari selama ini. Ketimbang menceritakan hal-hal yang Miko sendiri hanya tahu setengah informasi.

"Kenapa Mik?"

"Enggak papa, aku boleh minta terang bulannya?Tapi suapi," sahutnya mengalihkan topik pembicaraan.

"Ya elah."

***

"Kenyang?"

"Kenyang banget hehe, makasih ya Mas. Udah ngajak Mitha makan enak hari ini."

Merasa lega dengan respons yang ditunjukan oleh wanita itu. Artinya Mitha tak marah lagi. Degup jantung yang tak beraturan kini berubah menjadi tenang.

"Kita mampir belanja ya, Sayang."

Sebenarnya Atmaji selama ini sangatlah hemat, apalagi jika hanya makan bersama dengan Ndari. Namun, entah mengapa setiap bersama dengan Mitha kantong terkuras bukanlah masalah. Padahal dia sendiri sadar, cari uang tidaklah ngampang.

"Mas aku beli ini, beli ini, ini juga, bolehkan?"

Tunjuknya pada baju-baju di Mall.

Di depan wanita yang dicintainya, hanya mengangguk pasrah sembari tersenyum. Malam ini Mitha pulang dengan senyum merkah. Benar-benar bahagia sampai-sampai dia tak sengaja menbarak orang yang melintas di hadapannya.

"Ohhh, maaf …." Mata Mitha mengamati orang yang telah menjatuhkan barang belanjaan. Pria itu seperti tidak asing tetapi topi yang dikenakan membuatnya susah mengenali.

"Sayang kamu enggak papa?" Atmaji langsung membantu bangkit.

Pria yang menabraknya itu langsung membungkuk hormat dan pergi. Dia adalah Om Burhan yang diminta Sinta mengawasi mamanya.


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C8
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン