アプリをダウンロード
4.65% Dance Of The Red Peacock.Ind / Chapter 6: Yang Mulia KaiLe

章 6: Yang Mulia KaiLe

===========

Sepanjang jalan menuju bungalow Peony, kediaman putri TangWen.

HongEr memapah TangWen yang mabuk di punggungnya, sementara KaiLe dan pengawal pribadinya Tao di sampingnya. Para peserta pelayan yang dibawa TangWen mengikuti dari belakang, untuk tuan putri manja yang perlu banyak pelayanan ia setidaknya memerlukan empat orang pelayan untuk mengikutinya ke mana saja.

KaiLe ingin sekali menggantikan HongEr memapah TangWen, bukan karena ia menyukai tuan putri itu, tapi ia tidak tega melihat HongEr yang bertubuh kurus memapah gadis yang walau bertubuh kecil tapi sepertinya agak menyusahkan, ia terus bergerak hingga membuat HongEr agak kewalahan.

"Eh Hong mei, apa, perlu aku bantu? Biarkan aku yang memapahnya"

Sejenak HongEr berusaha menahan tawa, pangeran muda itu begitu sopan dan lucu, ia bahkan memanggilnya Mei (sebutan untuk adik perempuan), dia begitu polos, tapi sebaiknya tidak usah dijelaskan panjang lebar, toh pangeran muda itu juga hanya akan menginap malam ini saja, besok pagi-pagi pasti juga sudah pulang ke negerinya.

"Tidak masalah Yang Mulia, kak TangWen ini begitu bawel, ia akan sangat marah kalau tahu orang lain menggendongnya saat ia mabuk dan akan sangat mempermasalahkannya, sebaiknya anda hindari masalah kecil tapi besar itu"

Rombongan memasuki bungalow Peony yang disambut oleh pelayan bungalow.

"Silahkan masuk tuan muda" sambut Pak tua Fu, pengurus bungalow.

"Ini juga sudah sampai"

Akhirnya HongEr menyerahkan TangWen yang sudah tertidur karena mabuk pada pelayannya.

Ia dan KaiLe menuju keluar bungalow kembali. Wajah KaiLe berseri-seri, remang cahaya malam dan rembulan menunjukkan wajah lelah HongEr yang entah kenapa semakin bersinar di matanya, dadanya terasa aneh, ia merengkuh dadanya, walau tidak sakit tapi rasanya sangat aneh.

HongEr tersenyum padanya, berjalan di depannya sambil menghempas tangannya yang lelah.

"Hah lelah sekali, malam ini pasti akan tidur seperti bayi"

KaiLe menyamai langkah HongEr, berjalan berdampingan menuju ke bungalow mereka, kebetulan bungalownya ternyata terletak tepat di samping bungalow milik HongEr, ia mengetahuinya saat tadi diberitahu oleh putri TangYuan saat acara selesai.

"Em, apa, kau masih mau kue kacang itu? Aku, akan membawakannya untukmu besok pagi"

HongEr menoleh dengan mata berbinar.

"Benar? Wah tentu saja hamba mau Yang Mulia, tapi tidak usah merepotkan Yang Mulia untuk mengantar aku akan mengambilnya sendiri"

KaiLe melambaikan tangannya cepat.

"Oh tidak itu, tidak merepotkan sama sekali, he, dan, adik Hong, tidak usah selalu memanggilku Yang Mulia, kau, bisa memanggilku Kai Dung"

HongEr mengerutkan dahinya, mendekat sebutan untuk dirinya yang cukup aneh menurutnya,

"Em Kai Dung? Itu.."

"Oh Dung itu adalah panggilan kakak laki-laki, jadi, em kalau adik Hong tidak keberatan, kau bisa memanggilku seperti itu, ketimbang Yang Mulia"

HongEr mengangguk sambil membulatkan bibirnya, ia semakin imut saat melakukannya, apalagi saat ia tersenyum mengangkat tangannya menyelipkan rambut panjangnya yang tergerai ke belakang telinganya, KaiLe bisa pingsan kalau ia tidak berpegangan pada Tao di belakangnya.

"Oh"

Dari arah rumah besar FeiEr lari mendekàt.

"HongEr! Kau lama sekali"

"Kak"

KaiLe mengurangi kecepatannya, sepertinya FeiEr juga tidak membiarkan ia menyamakan langkahnya dengan HongEr, FeiEr langsung merangkul HongEr.

Tao mendekati tuannya.

"Yang mulia, apa anda baik-baik saja, sepertinya sejak tadi ada masalah" Tao paling memperhatikan pangerannya, ia tahu saat raut wajah pangerannya berubah karena sesuatu.

KaiLe memegang dadanya, memang agak tidak nyaman, seperti ada sesuatu di dalam dadanya.

"Eh Iyah, Tao, ini agak tidak nyaman perut juga, mungkin tadi kebanyakan makan yang pedas"

Tao melirik, pangerannya bilang ia sakit perut, tapi sejak tadi ia terus memegang dadanya, ia ingin tertawa tapi pangerannnya yang sangat polos akan marah padanya, ia sudah bisa menerka apa yang dirasakan tuan-nya saat ini.

"He apa, perlu hamba panggilkan tabib? Di rumah ini ada tabib yang hebat, pasti bisa menyembuhkan sakit perut anda"

KaiLe mengangkat tangannya.

"Tidak usah, mungkin akan membaik setelah tidur, ini masalah kecil"

Tao menundukkan kepalanya.

"Baik Yang Mulia"

FeiEr merapihkan rambut HongEr yang berantakan karena dijambak TangWen tadi.

"Aduh adik Wen itu, ia kalau mabuk selalu bertingkah, sakit tidak?"

HongEr menggeleng.

"Tidak kak ini biasa saja, tenaga kak Wen memang besar tapi tubuhnya kecil, jadi..."

Suara HongEr, suara merdu yang membuat KaiLe tersenyum sendiri, tanpa ia sadari, ternyata perjalanannya kali ini ke negeri Tang memang pilihan yang sangat tepat, walau sempat berusaha menolak karena ini negara asing, tapi nyatanya ia menyukai semua yang ada di sana, apalagi HongEr.

"He"

Pagi datang.

Suara burung menghiasi dataran lembah.

Padang rumput yang hijau, pohon tinggi yang lebat, bunga berwarna-warni yang dihinggapi aneka macam kupu-kupu cantik dengan segala bentuk dan warna.

Kuda dengan postur tinggi besar berlari bebas di lapangan, dengan beberapa pelatih yang berkeliling dengan suara lantang dan pecutan sabuk yang memberi energi lebih di pagi yang masih dipenuhi embun dingin.

"Hiaaaaa! Hiaaaa!!"

KaiLe baru memasuki gerbang bungalow Merak, pakaiannya yang begitu megah bersinar terkena cahaya matahari, bentuk yang melebar di bagian bawah dengan ujung yang dijahit dengan manik bergantungan yang berkilau dan sedikit berbunyi saat ia jalan, sungguh pakaian yang sangat indah dipandang mata, wajahnya tersenyum lebar, ia menyukai udara segar di lembah seperti juga di kampung halamannya di negeri Hua.

Di tangannya ada tentengan sebuah kotak kecil dengan ikatan tali yang terbuat dari pita satin, sesekali ia mengangkatnya meliriknya dengan senyum lebar seolah itu adalah benda yang sangat berharga.

Ia disambut hormat penjaga bungalow di depan, dan berhenti tepat di depan pintu di mana ada DaHuang yang duduk agak santai di teras, pria muda itu berdiri siaga saat melihat pangeran muda itu mendekat, sepagi ini? Agak terkejut, bahkan tuan muda Fei nya mungkin masih tidur dengan nyaman di jam seperti ini.

"Salam Yang Mulia, anda, pagi sekali" DaHuang memberi hormat,

KaiLe mengangkat tangannya seperti biasa membubarkan orang yang menghormat padanya, itu suatu kebiasaan seorang pangeran yang dihormati di mana saja.

"Selamat pagi, emm, apa, ini waktu yang tidak tepat? Aku terlalu pagi yah? Tuanmu masih tidur?"

DaHuang menggelengkan kepalanya.

"He tidak Yang Mulia, tuan HongEr selalu bangun pagi, beliau sedang menikmati mandinya saat ini, apa Anda ingin menunggu di dalam saja?"

KaiLe gagap, bahkan pengawal pribadinya mengijinkan ia masuk ke bungalownya saat HongEr sedang mandi, apa ia tidak khawatir kalau ia akan menintipnya? Walau itu tidak akan pernah terpikirkan sebelumnya di kepala KaiLe yang seorang pangeran terhormat.

"Eh apa, itu tidak akan jadi masalah?"

DaHuang menggelengkan kepalanya, ia menurunkan kepalanya mempersilahkan pangeran itu masuk.

"Tentu tidak Yang Mulia, silahkan"

Pria muda itu membuka pintu dan melebarkannya untuk KaiLe masuk.

KaiLe sempat berdiri sejenak di depan pintu sebelum memutuskan untuk masuk, bungalow milik HongEr, bahkan bau ruangan yang di tempatinya sangat enak dicium.

Ada beberapa pelayan muda berdiri di depan pintu kamar mandi, terdengar samar suara riak air dan uap hangat yang muncul di sela pintu, ada bau yang sangat harum, bunga-bunga segar dan minyak aromatic, KaiLe membayangkan HongEr pasti sangat menikmati mandinya karena suasana begitu tenang.

Seorang gadis muda baru keluar dari kamar mandi dengan membawa ember kosong, sepertinya ia baru membawa bunga karena beberapa kelopak bunga masih tersisa di dasar ember kayu tersebut

Ia merunduk hormat saat melewati depan KaiLe.

"Salam Yang Mulia"

"Apa, HongEr baru mandi?"

Pelayan muda itu mengangguk.

"Iyah Yang Mulia, tapi beliau sudah mau selesai, silahkan menunggu sebentar"

KaiLe mengangguk, pelayan itupun permisi pergi.

KaiLe mendekati pintu, agak terbuka sedikit, ia bisa melihat ke dalam lewat sela pintu, tapi ini tidak sopan, KaiLe segera mengalihkan pandangannya saat ia melihat dari bak mandi HongEr berdiri membelakanginya.

KaiLe menelan ludahnya bulat, ini akan sangat memalukan kalau orang lain sampai tahu kalau ia mengintip, ia seorang pangeran muda terhormat, tidak boleh melakukan hal bejat tersebut, tapi, seorang pelayan keluar dari dalam kamar kecil dan melebarkan pintu, pelayan itu sempat menghormat di depan Kaile sebelum permisi pergi dengan cepat.

"Iyah silahkan"

Pintu terbuka semakin lebar, dan pemandangan di dalam semakin tak dapat ditutupi.

Di balik pembatas di depan bak mandi ada pakaian yang sudah disiapkan pelayan, pakaian megah berwarna merah dengan ornamen burung yang sangat disukai HongEr. Melirik ke belakang pembatas, sebuah bak mandi besar, dengan uap air hangat yang masih terlihat, Kaile membelalakkan matanya melihat HongEr sudah selesai dan berdiri di dalam bak mandi, air menutupi hingga pinggangnya yang ramping, dua orang pelayan membantunya mengeringkan badan dan rambut merahnya yang panjang menutupi hingga punggungnya. Pelayan itu menyibak rambutnya, memperlihatkan punggung kurus dan putih mulus HongEr dengan jelas, tidak ada cacat sedikitpun, kulit yang putih dan halus, pinggang yang kecil dan ramping, Kaile menelan ludahnya bulat, ia membeku di tempatnya. Tapi tiba-tiba suara pintu dibuka di belakangnya mengejutkannya.

"Kreekk"

==============


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C6
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン