アプリをダウンロード
40.2% The Hidden Smile / Chapter 39: Alex #8

章 39: Alex #8

Steven berjalan pelan sambil memikirkan kembali perkataan kakaknya tentang mendekati Nadia. 'Who knows kan, kalo ternyata lo jodohnya Nadia? Elo, harusnya deketin Nadia juga. Emang lo nggak suka sama dia?' Steven menggeleng keras. Ia mempercepat langkahnya menuju kantin di mana teman-temannya telah menunggu. Ia tersenyum melihat teman-temannya lalu segera duduk.

Amelia menyodorkan makanannya dan ia mulai makan. Di sampingnya, Nadia terlihat sedang makan dengan tenang bersama Alex di sampingnya. Steven baru saja menyadari bahwa satu minggu kemarin ia sama sekali tidak melihat Alex menempel pada Nadia, dan sekarang mereka berdua sedang makan dengan santainya bersama-sama. 'Jangan kalah dari si sahabat dari kecil.' Kembali perkataan Rebecca terngiang di pikirannya. 'Lama-lama gue gila!'

Mereka makan dengan ramai sambil membicarakan sesuatu yang lucu dan membuat mereka tertawa selama makan. Alex memperhatikan mereka dan menertawai percakapan mereka yang sangat akrab dan cukup hangat. Nadia akhirnya ikut tertawa dengan percakapan gila mereka di tengah makan siang. Steven menatap Henry ketus karena bahan pembicaraannya tadi, lalu melemparnya dengan gumpalan tisu. Amelia dan Grace tertawa sambil mengacak-acak rambutnya hingga ia salah tingkah.

Alex yang masih tertawa, tiba- tiba berdiri dan berniat pergi untuk mencuci tangannya, saat tiba-tiba seorang gadis menabraknya dan menumpahkan jus tomat di bajunya. "What the!" Mereka semua terkejut dan berbalik pada Alex yang sudah semerah tomat.

"Lo punya mata nggak, sih?!" bentak Alex kesal. Nadia menatap gadis yang menabrak Alex ternyata adalah Heny dan membuatnya segera berdiri menghadap gadis itu.

"Lo cari mati?!" tanya Nadia tajam. Teman-temannya tertawa melihat Alex.

"Oops! Sorry, sengaja." Kata Heny datar. Alex dan Nadia terlihat kesal.

"Lo nggak punya sopan santun, apa? Minta maaf yang bener!" bentak Nadia.

"Whop! Yang nggak punya sopan santun itu, bukannya elo?" tanya Daniel yang sudah berada di dekat Heny, membuat Alex ingin melompat ke arahnya dan menerkamnya.

"Well, ternyata kita punya definisi sopan santun yang beda di sini." Kata Nadia dingin.

"Nggak heran kalo lo berdua lebih berantakan." Sahut Alex tajam.

Teman-teman yang tadinya tertawa melihat Alex yang terkena jus tomat, kini ikut berdiri melihat percakapan unik mereka setelah nada bicara Nadia mulai berubah. Mereka selalu terjebak dalam sebuah percakapan panjang jika dalam situasi yang mencekam. Sejenis situasi akan saling membunuh atau hanya saling mengancam kehidupan satu sama lain.

"Lo! Anak baru di kelas." Kata Steven tiba-tiba. Heny berbalik padanya dan menatapnya sinis.

"Wah! Belom juga sebulan, semua orang udah tau kalo gue anak baru. Keren, ya!" kata Heny bangga.

"Nggak juga. Gue ketua kelas lo." Jawab Steven santai. Heny terkejut dan menatap Steven.

"Dan lo, belom sebulan lo udah macem-macem di sini?" sahut Henry.

"Udah gitu, macem-macemnya sama Alex sama Nadia." Lanjut Grace.

"Otak lo ditinggal di rumah?" tanya Amelia tajam.

Daniel dan Heny menatap kesal pada mereka semua. Mulai dari Amelia dan Grace yang memberikan tatapan sinis pada Heny, Henry yang menatap Daniel penuh kebencian, Steven yang menatap Heny dari ujung rambut hingga ujung kaki, seakan-akan ia akan merekam penampakan Heny untuk di tuangkan dalam kanvas menjadi sebuah masterpiece, lalu Alex dan Nadia yang menatap Daniel tajam.

"Lo lupa sama kata-kata gue?" tanya Nadia tajam. "Lo kan ada di kelas IPS, who knows lha ya, cewek lo bakal jadi pancake di kelas gue. Lo tau kan, gue nggak pernah ngancem?" Lanjutnya dingin. Daniel dan Heny tersentak mendengar perkataan Nadia.

"Pergi, sebelum gue lemparin seragam gue ke muka lo." Kata Alex pelan pada Heny.

Gadis itu langsung menggandeng tangan Daniel dan menariknya pergi. Pemuda itu masih menatap tajam pada mereka yang memandanginya hingga tidak terlihat lagi.

Nadia berbalik pada teman-temannya. Sejenak ia masih kesal dengan perbuatan Heny tadi. Wajahnya terlihat serius namun di menit selanjutnya ia tersenyum. "Kalo denger Henry ngomong nggak pake manner sih, udah biasa gue. Grace yang ngomongnya pedes, juga udah biasa gue." Katanya santai. "Tapi, tadi gue denger untuk pertama kalinya Amelia ngomong kasar. Wah! Temenan sama gue bener-bener ngefek, ya?!" lanjutnya lalu tertawa lucu. Mereka semua ikut menatap Amelia lalu tertawa, namun Alex sibuk dengan bajunya.

Nadia berbalik padanya lalu tertawa lucu. Alex melihat Nadia yang menertawainya dan menatapnya kesal. Gadis itu hanya tersenyum lalu menggandeng tanganya. "Ayok ganti baju." Katanya lalu tertawa. Keduanya segera pergi setelah Alex menatapnya kesal lalu ikut tertawa.

Steven terduduk melihat kepergian mereka. 'Gimana mo saingan sama Alex kalo Nadia aja bahkan bakalan berantem sama Daniel demi Alex, sebaliknya Alex bahkan rela nggak makan seminggu biar bisa selalu ngajak Nadia makan bareng. Nasib gue…'


クリエイターの想い
Weird_Unicorn Weird_Unicorn

Like it? You may want to add this book to your library!

If you have some idea about my story,

please be free to comment it and let me know.

Creation is hard, so cheer me up!

*ps: your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C39
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン