章 18: David #8
Nadia turun dari mobil dan segera berlari masuk ke dalam rumah, menaiki tangga dengan cepat dan berlari menuju kamar yang bukan kamarnya. Ia menarik napasnya di depan pintu kamar itu dan tanpa mengetuk pintu dahulu ia segera membukanya perlahan. Ia masuk dan melihat seseorang yang sedang tidur sambil wajahnya tertutupi oleh buku.
Nadia segera meletakkan tasnya dan naik ke tempat tidur kemudian memeluk orang itu. Orang yang sedang tidur itu terkejut lalu mengangkat bukunya dan melihat seorang Nadia yang sedang memeluknya di atas tempat tidurnya.
"Udah pulang?" tanyanya dengan nada suara yang berat dan membuat Nadia mendongak menatap wajahnya.
"Kak, kak David nggak apa-apa? Nadia minta maaf ya, udah bikin kakak susah..." kata Nadia dengan wajah yang menyesal.
David tertawa melihat ekspresi adiknya. Sudah sangat lama Nadia tidak menunjukan ekspresi seperti itu, sepertinya sudah sejak smp.
"Emang kakak kenapa?" David balik bertanya.
"Kata kepala sekolah, kakak diistirahatkan tiga hari sampe keputusannya keluar, itupun masih nggak tau kakak bakal tetep di sekolahan Nadia atau enggak." Jawab Nadia yang masih dengan ekspresi menyesalnya dan membuat David tertawa.
"Well, itu salah kakak karena nggak bisa nahan diri kakak buat meluk kamu pas di sekolah kemaren, wich is needed. And okay, kamu kakak maafin. Tapi bukan karena udah bikin kakak susah, tapi karena udah bener-bener kayak preman waktu ngadepin Intan." Jawab David tenang sambil menerawang.
"Emang Nadia punya cara yang lain? Pokonya kalo metode 'leave the dumbs' udah nggak berhasil tapi mereka masih tetep menggonggong, punch still the best way to shut them up." Jawab Nadia cuek sambil ikut menerawang.
David menatap adiknya lalu memukul kening Nadia kemudian tertawa saat Nadia menjerit dan mengelus-elus keningnya. "Kakak apaan sih?!" omel Nadia.
"Ya abis, jawaban kamu tuh bener-bener kayak preman tau nggak? Kamu sama Alex nggak ada bedanya." Jawab David menasihati.
"Lah, ini ngapain bawa-bawa Alex?" tanya Nadia kemudian.
David menatap adiknya yang sedang menatapnya bingung lalu tersenyum. "Ya biar rame aja." Jawabnya asal.
Keduanya lalu tertawa mendengar jawaban David. Ia lalu memeluk adiknya lebih erat lalu mulai menerawang kembali.
"Kakak yakin, nggak ada antara kita yang bakal keluar dari sekolah. Tapi nggak menutup kemungkinan kejadian kamu nyerang Intan bakal terjadi lagi. Atau, tidak menutup kemungkinan si Intan itu bakal berulah lagi dan kamu bikin sensasi lagi." David mulai berbicara dengan serius. "Tapi, kakak mau kamu janji sama kakak, kalo si Intan berulah lagi kamu nggak bakalan lagi ngadepin dia pake cara kamu yang kayak pembunuh berdarah dingin gitu." Lanjut David kemudian menatap Nadia.
Nadia menatap kakaknya serius lalu mengangguk. "Nadia janji, nggak bakal ada lagi aksi pshyco atau assassination, Nadia bakal bikin dia nyerah berulah sama Nadia hanya dengan kata-kata." Jawab gadis itu pasti.
Nadia lalu memejamkan matanya dan memeluk David erat. David tersenyum manis melihat usaha Nadia yang tidak ingin melakukan hal gila lagi.
"Kalo gitu sekarang mandi sana, bau asem tuh!" kata David kemudian yang membuat Nadia segera turun dari tempat tidur, menatapnya kesal, lalu pergi dari kamarnya tanpa permisi seperti saat masuk tadi. Nadia, Nadia... punya emosi kok malah kayak petasan banting, gampang banget meledaknya.
クリエイターの想い 
Weird_Unicorn
Weird_Unicorn Like it? You may want to add this book to your library!
If you have some idea about my story,
please be free to comment it and let me know.
Creation is hard, so cheer me up!
*ps: your power stone will be refill every 24 hours,
so spare me one of them, please.
Thank You xoxo.
週次パワーステータス
-- 推薦
ランキング 
-- 推薦
チケット