Pagi-pagi buta Spider harus segera pergi, karena lelaki itu harus tetap menyembunyikan keberadaannya dari khalayak luar.
Kedatangannya ke flat kumuh milik Luci tadi malam itu sudah dipastikan keamanannya oleh Max, salah satu orang kepercayaan Spider. Oleh karenanya Spider bisa berkunjung ke tempat tinggal Luci.
"Itulah alasan kita tidak akan bisa sering-sering bertemu, karena aku bukan orang yang bisa bebas keluar dan bertemu dengan orang secara terang-terangan.
"Maka dari itu aku ingin memanfaatkan kebersamaan kita sebaik mungkin. Jadi jangan marah kepadaku karena aku sudah mencium bibirmu sesuka hati malam ini," bisik Spider pada Luci. Tangan kasar miliknya menyapu pelan wajah Luci.
Gadis di samping Spider itu saat ini masih tertidur lelap. Wajah damai milik Luci terlihat seperti tengah tenggelam begitu dalam bersama dengan lagu malam di sebuah lautan dan samudera yang asing dan tak berpenghuni.
"Aku akan segera mampir jika memungkinkan. Tapi jangan pernah selingkuh!" Spider pun memencet pelan hidung Luci.
Tiga jam yang lalu Spider membuat kegemparan dengan memasang foto profil baru pada akun miliknya. Foto profil baru itu yakni dua buah tangan yang sedang bersentuhan. Dua tangan tersebut adalah tangan milik Spider dan tangan milik Luci.
Biasanya Spider memasang foto lambang dari The Crown, yang bergambar mahkota dengan tongkat kekuasaan yang memiliki sebuah berlian safir di atasnya. Oleh karenanya seluruh anggota pun merasa heboh dan kaget setelah melihat foto profil baru milik ketua mereka itu.
Apalagi pada ptofil tersebut, salah satu tangan yang difoto telah ditempeli hansaplast warna pink dengan gambar hati berwarna merah yang imut-imut. Itu sangat bertentangan dengan sikap Spider yang begitu keras dan bengis kepada orang-orang selama ini.
Kegemparan itu akhirnya sempat surut ketika para anggota sudah mengetahui bahwa akun Spider tidak bisa diretas . Tapi ada kehebohan yang baru lagi, yakni Spider memperkenalkan Luci sebagai kekasihnya di dalam panggilan video grup itu.
"Gadis ini adalah calon ibu kalian." Begitu kata Spider di panggilan telepon tadi.
Bagi para klan mafia The Crown, ketua mereka selalu mereka anggap sebagai ayah yang mana harus mereka patuhi dan mereka hormati. Jadi istri dari ketua mereka bisa disebut sebagai ibu dari klan mafia The Crown.
\
Kabar Spider sudah memiliki kekasih bahkan hampir membuat salah satu anggota klan itu terkena serangan jantung. Padahal anggota tersebut memiliki vitalitas tubuh yang bagus.
Ledakan dari granat kejut M84 saja bukan apa-apa baginya. Tapi ketika mendengar Spider hendak menikahi seorang gadis, lelaki itu pun mulai merasakan nyeri di dada sebelah kiri miliknya.
"Granat M84. Julukannya adalah flashbang karena bisa menghasilkan cahaya membutakan dengan kisara 6-8 juta Candela. Ledakannya sangat keras dengan kekuatan 170-180 desibel.
"Tapi kenapa itu bukan apa-apa bagiku daripada mendengar kabar bahwa Sir sudah memiliki kekasih?" racau lelaki tersebut ketika panggilan Spider sudah diakhiri.
Spider tidak tau bahwa dia sudah menimbulkan banyak kegemparan pada klan mafianya. Yang Spider ketahui sekarang adalah dia sangat mencintai Luci dan dia berniat untuk membuat Luci hanya menjadi miliknya seorang.
"Baiklah, Bee, calon suamimu ini harus pergi demi keselamatannya sendiri dan demi keselamatanmu. Aku akan memasak sebentar untukmu lalu aku akan pulang. Semoga harimu menyenangkan, Sayang." Spider mengecup kening Luci dengan sayang.
Kemudian lelaki itu berlalu ke dapur untuk memasak beberapa menu. Untung di dalam kulkas milik Luci masih tersedia bahan makanan, walaupun tidak banyak. Ketika melihat betapa terbatasnya bahan makanan di kulkas milik Luci, Spider merasa sangat miris.
"Apa kau selalu hidup dengan kekurangan begini?" hela Spider.
Peralatan masak pun terdengar berdentang beberapa kali. Dengan sigap dan seperti seorang koki, Spider memasak salad, omelet, dan juga teh hangat. Spider tidak yakin apakah teh itu akan masih hangat ketika Luci bangun. Tapi tidak masalah, dari pada gadis itu bangun dengan kelaparan kan?
Sebelum benar-benar pergi Spider memberikan sebuah catatan kecil di samping hidangan sarapan itu. Catatan tersebut ditulis pada kertas kecil yang sempat ditemukan Spider di dalam kamar milik Luci tadi.
Pemandangan pagi-pagi buta dengan sarapan lengkap dan sehat pun telah memuaskan mata Spider. Dia bangga bisa menyukupi kebutuhan calon istrinya pagi ini.
"Calon istriku akan bangun untuk menyantap makanan sehat. Jadi harinya akan menjadi lebih baik." Spider menepuk kedua tangannya kemudian pergi untuk kembali ke mansion miliknya tanpa sedikit pun membangunkan Luci.
Lelaki itu bahkan masih mengenakan kaos ketat pemberian Luci. Kaos itu Spider tutupi dengan mantel panjang miliknya. Sementara kemeja milik Spider, dia tinggalkan di dalam kamar Luci begitu saja.
***
Luci menguap dengan rasa lelah yang sudah mulai hilang. Ketika bangun gadis itu tidak mendapati Spider di mana-mana. Alhasil gadis itu mengedipkan mata dengan bingung dan juga dengan keadaan setengah sadar karena masih sedikit mengantuk.
"Kemana Ider? Awh, kenapa bibirku terasa bengkak begini?" desis Luci sembari memegangi bibirnya.
Lalu gadis itu pergi untuk memeriksa ke sekeliling. Tapi tetap saja dia tidak menemukan Spider di mana-mana.
Sementara bibir bengkak yang dia keluhkan pagi-pagi itu sudah Luci lupakan begitu saja. Luci pikir mungkin bibirnya bengkak karena dia kecapaian, padahal semalam penuh Spider menciumi bibirnya tanpa henti.
Lalu gadis itu pun pergi untuk menuju kamar mandi. Luci berharap Spider berada di sana untuk melakukan aktivitas bersih-bersih pencernaan. Tapi kamar mandi juga kosong.
Lalu Luci mulai khawatir dan panik.
"Jangan-jangan dia terjatuh di suatu tempat karena pusing. Astaga, aku harus segera mencarinya."
Luci pun melesat untuk mencari di segala sudut flat kumuh miliknya. Dimulai dari kamarnya, kolong ranjang, lalu menuju ke ruang tamu.
Pada ruang tamu Spider juga tidak terlihat berada di sana. Luci juga lupa bahwa Spider membawa mantel, dan mantelnya saat itu sudah tidak ada. Kemudian gadis itu meluncur untuk menuju dapur.
"Siapa tau Ider sedang ingin minum tadi malam. Tapi karena terlalu pusing dia jatuh dan pingsan," gumam Luci pada dirinya sendiri.
Tapi ketika melihat kekosongan di dapur, hati Luci seperti runtuh seketika. Spider tidak ada di mana-mana, lelaki itu menghilang!
"Dia diculik? Apa Ider diculik?" gemetar Luci dengan tubuh sudah merosot di lantai karena merasa gagal melindungi kakak angkatnya sendiri.
"Harusnya aku tidak tertidur tadi malam. Harusnya aku selalu berjaga-jaga di sampingnya." Luci lalu menutup wajahnya sendiri. Gadis itu frustasi bukan main. Air mata menetes di wajahnya yang cantik. Tangisannya berlangsung selama beberapa menit.
Tadinya Luci menduga dia akan menangis di sepanjang hari, karena dia sudah tidak bisa melaksanakan tanggung jawab untuk menjaga orang yang sedang sakit. Namun pikiran itu akhirnya lenyap setelah ponsel miliknya berdering. Ponsel itu masih berada di kamar miliknya.
Tadi malam Luci sempat mengisi daya dan menyalakan ponselnya.
Dengan gontai gadis itu pun pergi ke kamarnya. Dan betapa senanganya dia ketika melihat nama yang tertera pada layar ponsel. Ternyata ponsel milik Luci berdering karena Spider sedang meneleponnya saat ini.
Buru-buru Luci menyambar ponsel miliknya dan mengangkat panggilan itu.
"Dari mana saja kamu! Aku mencarimu kemana-mana. Kupikir kamu diculik! Apa kamu tidak tau betapa khwatirnya aku?" Luci memberondongi Spider dengan pertanyaan yang tidak ada habisnya.
Sementara di seberang panggilan itu, Spider tersenyum karena merasa sedang diomeli oleh istrinya sendiri karena Spider pulang terlalu malam. Bagi Spider ini sangatlah romantis. Lelaki itu pun tersipu malu.
'Aku tidak tau kalau Bee begitu perhatian kepadaku. Apa besok-besok aku bersandiwara terkena kecelakaan saja ya?' batin Spider.
"Astaga, aku baik-baik saja, Bee. Aku ada urusan pagi-pagi buta. Maaf aku tidak bisa berpamitan karena tidurmu sangat nyenyak. Aku tidak tega membangunkanmu." Spider menjelaskan dengan suara riang gembira.
"Hmm, tapi kau baik-baik saja kan? Bagaimana sakit kepalamu? Kau harus segera ke rumah sakit dan memeriksakannya kepada dokter," tuntut Luci dengan wajah cemberut.
'Aduh, lihatlah calon istrimu, Spider. Dia begitu cerewet,' kikik Spider di dalam hatinya sendiri.
"Iya, iya, aku akan segera pergi ke dokter. Terimakasih atas perhatianmu.
"Oh iya, aku menelepon hanya untuk memastikan apakah kau sudah bangun atau belum. Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu. Lekaslah makan! Aku akan segera mengunjungimu lagi nanti." Spider memutuskan sambungan telepon karena ada panggilan lain yang masuk di ponselnya. Panggilan lain itu berasal dari salah satu anggota mafia yang berada di bawah naungannya.
Luci pun mengernyit setelah mendengar nada' tut' sudah berbunyi.
"Ider memasak untukku?" Luci masih belum sepenuhnya percaya. Tapi ketika gadis itu pergi ke dapur dan memeriksa meja yang terhalang oleh kulkas, gadis itu pun meringis karena saking senangnya.
Spider ternyata benar-benar memasak untuk Luci. Gadis itu pun berjingkrak dengan senang.
***