Keesokan paginya, di sebuah rumah dua lantai bergaya minimalis modern. Di sebuah kamar, seorang wanita yang tadi malam habis mabuk-mabukan kini terbangun dengan sakit kepala parah seakan kepalanya terbelah menjadi dua.
Bertepatan dengan Elaine yang baru saja bangun tidur, seorang wanita dewasa datang ke kamarnya.
"Kau sudah bangun?" Pertanyaan basa-basi dari wanita itu membuat Elaine yang tadinya menundukkan kepala langsung menengadah. Ia lihat jika bibinya sedang berdiri sambil berkacak pinggang. Ada nampan di tangan wanita manis itu. Ia tebak pastilah obat pereda mabuk dan air hangat madu. Seperti biasa, jika dirinya sedang mabuk, keluarganya akan memberikan itu padanya.
Elaine mengangguk kan kepalanya lalu mengambil gelas dan obat yang di ulurkan oleh sang bibi. Wanita itu merupakan adik kandung dari ayahnya. Namanya Tania. Meski usianya kini sudah mendekati kepala empat, namun kecantikan dari masa mudanya membuat sang bibi layaknya seorang remaja.