章 142: Memulai Kembali

Saat dia kehilangan cahayanya dan mulai melihat hitamnya dunia, yang dia rasakan hanya lah kepalsuan yang manis .

Saat langkahnya terkotori oleh air mata, kekosongan selalu mengelilinginya. Menjauhkan sinar bahagia dalam hidupnya.             

2 Years Later – Jakarta, Indonesia.

Siang hari di hari Senin, jalanan sibuk di kota Metropolitan menjebak pengendara motor dan mobil saling berimpitan memenuhi jalan.

Lampu merah menghentikan baja-baja berjalan beberapa menit. Langkah kaki di penyebrangan jalan sedikit sesak, orang-orang pejalan kaki yang ingin menyeberang sedikit terburu-buru ingin segera sampai bahu jalan.

Suara klakson memekakkan telinga, suara teriakan penjual kaki lima, dan suara berisik lainnya, membuat seorang wanita di atas tempat tidur mengernyit tidak nyaman.

Bulir keringat dari dahinya yang mulus mengalir turun dari pelipis wanita itu dan jatuh pada bantal berwarna biru.