Tak jauh dari tempat Selena jatuh terduduk, rantang makanan yang tadi terlepas dari tangannya sudah berhamburan isinya. Sayuran japcay dan ayam goreng saus pedas mengotori keramik putih sepenuhnya.
"Andre, kamu datang? Ada perlu apa?" Lyana bertanya tanpa sedikit pun rasa bersalah ataupun menyesal terlihat di wajahnya. Hanya saja jika wanita dewasa itu biasanya menyambut pemuda itu dengan senyuman, kali ini hanya terdapat ekspresi datar saja.
Jika itu orang lain yang menginterupsi kegiatannya, bisa di pastikan orang itu akan mendapatkan segala jenis makian dari mulut cantiknya. Tapi ini Andre, pemuda yang sangat dipercayai oleh Lyana untuk menjadi suami dari putrinya. Tampan, kaya raya, dan baik hati. Persis seperti yang dia mau.
Andre menatap lurus pada gadis di belakang Lyana yang kini bersimpuh. Isakan tertahan dari bibir gadis itu dapat dia dengar dengan jelas.