Nathan tampak menghela napas panjang, yang dia takutkan bukanlah barangkali nanti di kelas dia menjadi bahan ledekan karena memakai alat bantu berjalan ini. Tapi, dia takut jika Dinda mungkin akan mendingininya ketika ada di kelas. Dia tidak bisa, dan dia tidak akan pernah mau diperlakukan dingin oleh Dinda. Apalagi kalau tunangannya itu sampai pura-pura seperti tidak kenal dengan dia.
"Bruh, ngapain lo bengong aja? Lupa ama jalan masuk kelas apa amnesia ama sekolah kita?" ledek Regar. Nathan tampak tersenyum tipis, kemudian dia menggeleng. Mulai berjalan dengan kedua sahabatnya kemudian bercerita beberapa hal yang mungkin berubah selama Nathan tidak sekolah.