アプリをダウンロード
85.71% Senja Bersuara "Izinkan aku untuk mengenalmu" / Chapter 12: Part 12

章 12: Part 12

Tanpa sadar, kita saling mencari satu sama lain

###

Di lain tempat, disebuah rumah eh bukan tapi, lebih tepatnya disebut mansion yang sangat megah ini terdapat pasangan suami istri, mereka bernama Adrian Geovano Mahesa dan Liana Salsabila Putri, saat ini mereka tengah termenung memikirkan bagaimana nasib anak mereka, puteri satu-satunya mereka kini entah berada dimana, terlebih sang istri dari seorang pengusaha sukses ini tengah meneteskan air mata nya.

Membayangkan hampir belasan tahun mereka tidak bertemu. Ada rasa bersalah ketika dia menitipkan anak mereka ke panti asuhan, akan tetapi mereka terpaksa melakukannya karena keberadaan anak perempuan satu-satunya mereka sedang terancam pada saat itu.

Bukan berniat membuang nya, tetapi untuk menyelamatkan nya. Terus kenapa mereka tidak mencari anak mereka?? Sudah, suami nya telah mencari ke seluruh kota, bahkan sampai keluar negeri tetapi mereka tidak menemukan anak mereka.

Kenapa tidak mencari ke panti terakhir sang ibu menitipkan anak nya?? Seandainya Liana tau panti asuhan nya sekarang dia sudah pasti mencari anak nya, tetapi sayang nya panti tersebut sudah tidak berpenghuni, panti asuhan tersebut telah tidak berdiri disana lagi, dan yang mirisnya liana lupa nama panti tersebut karena dia harus terburu-buru menitipkan anak nya disana.

"Ayah, bagaimana kabar puteri kita?? Bunda rindu sama dia" isak liana kepada Adrian.

Adrian sejujurnya juga terpukul tapi dia tidak bisa terlihat lemah dihadapan istrinya, kalau dia lemah pada siapa sang istri bersandar.

Setiap malam, adrian tidak pernah bisa tidur dengan nyenyak memikirkan nasib puteri kecilnya. Apakah dia aman? Apakah dia makan dengan enak? Disaat dia sekeluarga makan dengan lezatnya bagaimana dengan anak mereka? Sungguh hati adrian sakit membayangkan hal-hal yang tidak-tidak tentang anaknya.

"Sebentar lagi sayang, kita pasti temuin princess kita, kamu banyakin berdo'a yahh" Hanya kata-kata itu yang bisa adrian ucapkan kepada istri nya untuk saat ini, sudah belasan tahun dia mencari anak nya, tapi nihil sampai detik ini mereka belum menemukan anak nya.

Tidak lama, masuk seorang pria tampan dengan gagahnya tetapi pancaran matanya menyiratkan banyak kesedihan.

"Assalamu'alaikum yah, bun" salam nya dan duduk di samping kiri bunda nya, karena di samping kanan sosok adrian yang sedang menenangkan istrinya.

"Bunda kenapa nangis??" tanya Fajar Aldevaro Putra Mahesa. Lantas liana mengalihkan atensi ke arah putra nya, tatapan nya sendu banyak beban yang di rasakan oleh liana.

"Bunda mikirin adik kamu jar, sampai sekarang dia belum ketemu" lagi, liana terisak setiap mengingat putri nya.

Fajar segera mengambil alih tubuh ibunya dan mendekap nya erat, jujur fajar merasa tidak becus untuk mencari adik nya, princes kecilnya. "Maafin fajar bunda, fajar belum bisa nemuin princes kita" ucap fajar serak, dia ingin menangis saat ini juga, dia tidak sanggup melihat kesedihan kedua orang tuanya.

Tatapan fajar tidak sengaja mengarah ke sang ayah dan melihat setetes air mata nya jatuh, sungguh anak mana yang tidak sakit hati melihat orang tuanya bersedih.

Adrian yang melihat fajar menatap nya sendu menampilkan senyum teduh nya, untuk mengatakan kepada putra nya bahwa 'kita bisa lewatin ini'.

"Fajar yakin bun, kita bakal segera ketemu sana ana, princes kecil kita" ucap fajar menenangkan ibunya dan liana menangguk semangat. "Kita gak boleh patah semangat buat nyari ana, kita pasti nemuin ana" tambah adrian lagi dan di balas anggukan semangat oleh liana dan senyuman fajar.

"Yaudah, fajar ke kamar dulu yah, bun, mau bersih-bersih" ujar fajar lagi beranjak dari ruang keluarga tersebut dan di balas anggukan oleh liana dan adrian.

Setelah fajar meninggalkan ruang keluarga dia cepat-cepat mengunci pintu kamarnya, badanya luruh kelantai beserta luruhnya air mata seorang fajar aldevaro putra mahesa. Fajar rindu adik kecilnya, fajar rindu dengan tingkah menggemaskan ana, dan fajar rindu menjahili adiknya tersebut, sungguh semua yang bersangkutan dengan adiknya fajar akan lemah.

Fajar merasa dia tidak becus menjaga adiknya saat dalam bahaya, dia tidak bisa membantu ayah dan bunda nya untuk melindungi adiknya tersebut. Di saat itu dia baru berusia sembilan tahun, memang tidak terlalu jauh perbedaan ana dengan fajar, mereka beda empat tahun.

"Ana, abang janji bakal terus cari kamu, abang bakal bawa kamu ke rumah kita, istana kita. Kamu sering bilang kan kalau rumah kita itu istana kita" gumam fajar lirih beserta air mata yang terus mengalir.

Pada saat di ruang keluarga tadi, fajar berusaha mati-matian menahan air matanya agar tidak jatuh dan berhasil, dia hanya tidak ingin menambah beban kesediahan kedua orang tuanya.

Sudah cukup mereka bersedih saat ini. Fajar bertekad, dia tidak akan menyerah untuk mencari adik kecilnya.

###

"ARGHHHH, gue kenapa sih mikirin tuh cewek nyebelin mulu" keluh devan. "Masa iya gue jatuh cinta?? Secepat itu kah??" tambahnya lagi.

Devan pusing memikirkan hal tersebut lantas dia mencari kunci mobil serta dompet nya, dia ingin pulang kerumah orang tuanya, kalau tidak pulang nanti di cecar lagi.

Devan kemudian bergegas keluar rumah nya, dan menitipkan rumah tersebut kepada ART yang dia pekerjakan untuk memberekan rumah tersebut, karena tidak memungkinkan devan sendiri yang memebersihkan nya sedang dia bekerja dari pagi sampai sore.

Setelah keluar dari pekarangan rumah nya, devan menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sambil menyetel musik untuk mengusir keheningan yang melanda sesekali devan ikut bersenandung pabila ada lagu yang dia hapal.

Setengah jam di perjalanan untuk ke rumah orang tua nya akhirnya devan tiba, dan di sambut oleh sang ibu langsung.

Andin langsung memeluk putra satu-satunya ini dengan penuh rindu. "Kamu kok baru pulang sih dev, kan mama bilang tiap minggu pulang" nah kan mulai lagi drama mama nya, padahal kan baru minggu kemarin dia habis dari rumah orang tuanya ini.

Devan memutar mata nya malas "Assalamu'alaikum mama ku yang cantik" ucap devan, untuk mengingatkan sang ibu bahwa ia tengah memberi salam, jangan sampai keduluan mama nya yang menyuruh dia untuk mencari istri lagi, devan bosan mendengarnya, apakabar yang membaca cerita ini, pasti sangat bosan bukan??.

"Hehe, wa'alaikumussalam anak ganteng mama" jawab andin sambil mencubit gemas pipi anaknya ini, sungguh andin tidak menyangka devan sudah sebesar ini, dia merasa baru kemarin dia menuntun devan belajar berjalan, sekarang putra kebanggaan nya sudah bisa mandiri.

Devan yang diperlakukan ibunya seperti ini hanya pasrah, dibanding di todong-todong lagi iya kan?? Jadi terserah kepada mama cantiknya ini saja, 'suka-suka mama andin ajalah kalo kata panji'.

Devan segera duduk di ruang keluarga untuk mengistirahatkan badannya sebentar, tidak lama mata nya terpejam dengan sendiri nya, devan sangat mengantuk sekali saat ini, dan dia terlalu malas untuk ke kamarnya, biarlah dia tidur sebentar di sofa ini. Sedang andin ngacir ke dapur untuk melihat masakan yang tengah dia buat.

"DEV---, lahh tidur ni bocah" ucap andin, hampir saja tadi teriakan nya membangunkan tidur nyaman nya sang pangeran, padahal niat nya tadi dia ingi n menyuruh devan mencoba masakan yang baru di buat nya, karena dia sangat suka bereksperiman dengan bahan-bahan makanan.


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C12
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン