Ketika Dian terbangun, dia tidak melihat Baim. Dian mengira akan melihat Baim di lantai bawah, dan Dian merasaagak aneh.
Kepala Pelayan Aziz tersenyum dan berkata, "Tuan pergi pagi-pagi sekali. Tetapi sebelum Tuan pergi, dia memerintahkan agar sarapan favorit Nyonya Dian disiapkan. Akankah Nyonya Dian sarapan sekarang?"
Mendengar kata-kata Butler Aziz, Dian menyahut sedikit pelan. Ada getaran di dalam hatinya, dan ada perasaan yang tak terlukiskan.
Detail kecil yang sangat teliti seperti ini dapat membuat orang merasakan emosi yang halus.
Kepala Pelayan Aziz adalah pria yang peka. Melihat perubahan di mata Dian, dia melanjutkan, "Aku belum pernah melihat Tuan muda begitu peduli pada seseorang. Tuan muda sangat baik pada Nyonya muda."
Dian mendengar ucapan Aziz. Hati Dian semakin bergetar ketika mendengar kata-kata pengurus rumah tangga itu.
"Lalu… kemana dia pergi?" Tidak ada yang terlihat di pagi hari, dan Dian tidak tahu kemana perginya Baim.