"Ada apa."
Suara itu dingin dan suram, dan bukan suara Dian.
Dian tertegun sejenak dan menatap Baim yang berdiri di sampingnya. Pria itu memegang telepon di tangannya.
Tidak hanya Dian yang terkejut, tetapi juga Oscar di telepon.
Oscar menelepon Dian, dan saat itu masih larut malam. Sedangkan orang yang menjawab telepon bukanlah Dian, tetapi seorang pria!
Bagaimana mungkin Oscar tidak memikirkan hal ini!
"Siapa kamu? Ini nomor ponsel Dian."
Suara Oscar juga sangat dingin, dengan sedikit keraguan dan nada permusuhan.
"Kau tidak berhak untuk mengetahui siapa aku." Aura dinginnya Baim dan Oscar berbeda. Dinginnya terpancar dari tulangnya. Bahkan jika dia tidak menghadapi Baim, Oscar bisa merasakan aura dingin yang menusuk tulang itu.
"Di mana Dian? Berikan telepon ini pada Dian. Mengapa kau bersama dengannya padahal sudah selarut ini?"