"Erza, kamu di mana? Ayahku ingin bertemu denganmu, haruskah kita pulang malam ini?"
Tanya Lina yang saat ini meneleponnya. Saat mendengarnya, Erza bahkan sedikit terkejut. Dia baru saja kembali dan sekarang Pak Tama sudah memintanya kesana. Pasti ada sesuatu yang terjadi.
"Oke, sebentar lagi aku akan menjemputmu."
"Baiklah."
"Erza, kamu akan pergi lusa nanti. Apa kau tidak berencana untuk mengumpulkan semua orang untuk makan bersama?" saat mendengar Lina mengatakan hal ini, Erza sudah mengerti jika dia ingin kita semua bisa berkumpul untuk makan bersama.
"Lupakan. Aku tidak suka perasaan perpisahan seperti itu. Besok orang-orangku juga akan pergi, jadi tinggallah bersamaku di rumah." ucap Erza yang ragu-ragu. Dia memang tidak akan tahan jika wanitanya meneteskan air mata untuk pelepasan yang seperti itu.
"Lalu bagaimana dengan Alina? Apa kamu tidak akan bertemu dia dulu?"
"Lina, sebenarnya identitasku..."