"Mirah, terima kasih." Erza juga sangat berterima kasih saat ini.
Sekarang Mirah adalah kapten dari pasukan khusus, jadi dia punya banyak hal yang membuatnya sibuk. Namun, saat Erza meneleponnya, Mirah langsung bergegas menemuinya. Erza sangat berterima kasih tentang itu.
"Erza, aku bukan orang lain. Tapi bisakah kamu mengajakku untuk bertemu dengan saudara iparku?" Pada saat ini, Mirah juga berkata dengan cepat. Suaranya genit.
"Aku akan mengantarmu ke sana segera." Erza hanya menginginkan keselamatan Lana. Erza tidak yakin apakah dia dapat bertahan hidup. Tidak peduli apakah dia hidup atau mati, Erza sangat memahami satu hal di dalam hatinya, yaitu, dia tidak boleh membiarkan siapa pun di sekitarnya mengalami kesulitan.
"Kalau begitu, ayo pergi." Setelah berbicara, Mirah juga menarik Erza.