"Erza, Farina tidak akan membongkar tentang kelompokku, bukan?" Setelah Farina pergi, Wika akhirnya menghela napas lega. Dapat dikatakan bahwa Wika cukup takut karena reputasi Farina. Tapi ketika dia melihat sikap Erza dan Farina ketika berbicara, tidak ada tanda-tanda mencurigakan sama sekali. Wika masih mengagumi Erza di dalam hatinya.
"Apa yang kamu bicarakan? Bagaimana dengan orang-orang yang aku pesan?" Erza juga menatap Wika. Dalam keadaan ini, dia tidak bisa main-main.
"Persiapan hampir selesai. Aku akan menyerahkannya dalam tiga hari. Ke mana mereka akan pergi nantinya?" Wika masih penasaran.
"Ke medan perang." Erza berkata dengan ringan. Wajahnya juga tanpa ekspresi.
"Medan perang?" Wajah Wika tiba-tiba memiliki ekspresi terkejut, dan semacam ketakutan muncul di hatinya. Medan perang? Di manakah itu? Dia hanya bisa melihatnya di serial TV, bukan?