Sekolah sudah seperti tempat rawan yang membuat Devan bergerak was-was. Jiwa bersihnya yang tak bisa berbuat apa-apa ketika melihat penindasan jelas di depannya, hal itu pun membuat Devan sangat menyesal.
Kakinya melangkah ragu untuk masuk lebih dalam ke area gedung sekolah mewah yang sudah ditempati cukup lama. Pandangannya meliar ke segala penjuru dengan was-was, ia tak ingin lagi mencemari matanya dengan adegan kekerasan.
Brak
Tubuh Devan pun jatuh tersungkur akibat tabrakan dari seseorang dibelakangnya. Kedua telapak yang menumpu jatuhan pun cukup terasa perih, kulit yang terkelupas lantas mengeluarkan sedikit darah. "Aoouchh.." keluh Devan. Ia pun berusaha menghilangkan noda kotor disekitaran telapaknya yang berdarah.
"Maafkan aku, maafkan aku..."