Aku langsung meneyeringgai dengan sinis, lalu aku maju dengan perlahan-lahan ke arahnya.
"Kau akan mati di tanganku!" ujarku dengan menyerang dengan cepat, ia bahkan tidak bisa mengelak dari sisiku dan itu membuat begitu mudah untuk aku jalani.
Ia terjatuh mengenai tembok dan aku langsung mensuk bagian perutnya. Darah yang semulanya berbau busuk kini sekrang sudah berbau anyir da itu membuat aku lega berarti ilmu yang ia gunakan kini sudah punah atau lepas dari tubuhnya.
"Kau sungguh licik!" ujarnya dengan menujuk ke arahku dan aku tersenyum dgn manis laluberkta dengan, "Kau juga sangat manis dan rasakan ini… hiya… jleb," aku menusuk jantungnya kembali dan darah semakin berwarna merah pekat dan aku melihat matanya yang berwarna hitam dan lama-kelamaan bola mata yang semulanya berwarna putih dan hitam berubah menjadi putih semua dan itu membuat aku maju dengan perlahan-lahan.
"ARGHHH….. sakit." teriaknya dengan kencang dan itu membuat aku merinding.
BRAK...