Game online tak luput ia mainkan, dengan berbagai ekspresi dari setiap kejadian yang ia alami dalam game. Lampu lorong pun mulai menyala, lalu ia melirik ke arah jam pada ponselnya. Rupanya kini sudah pukul enam sore, saat dimana Sang Mentari kembali tidur dalam singgah sananya.
Suara klakson serta kenalpot racing, sedikit terdengar dari sini. Dia pun kembali masuk ke dalam dunianya, dalam ponsel. Mahasiswa kelas malam mulai berdatangan, berbagai baju kerja telah ia lihat. Melihat para mahasiswa, yang berkuliah sehabis bekerja membuat dirinya menatap iri.
"Andaikan aku bisa berkuliah sambil kerja, mungkin dosaku selama tiga bulan di Akademi maritim tergantikan. Dasar aku, seandainya saja aku bisa lebih tegas, mungkin tiga puluh juta itu tidak keluar. Meskipun orang tuaku tidak memikirkannya, tetap saja aku merasa bersalah. Setidaknya, dengan kuliah sembari bekerja aku tidak terlalu menambah beban mereka," ucapnya sembari menatap ke bawah dengan wajah sedih.