アプリをダウンロード
14.83% Bonoki / Chapter 23: Mengundurkan diri

章 23: Mengundurkan diri

Pada pukul tiga pagi, aku pun terbangun dikasur bawah milik sepupuku Yoga. Lalu aku memandang ke atas sambil menahan rasa sakit disekujur tubuhku.

Aku pun mulai mengingat, wajah-wajah yang memukulku sebelumnya. Lalu aku mengepalkan tanganku, sambil mengeram dengan penuh kebencian. Namun penderitaanku tidak berhenti sampai disitu saja, selama tiga minggu ketika Pak Sugeng tidak ada mereka terus memukuliku. Demi bertahan hidup, aku harus membela diri hingga semuanya berakhir. Setiap malam aku selalu menangis meratapi nasibku. Sungguh menyedihkan, rasanya aku ingin segera mengakhiri ini semua. Kemudian Yoga pun turun dari atas kasurnya, lalu ia menatapku dengan prihatin. Dia tidak menyangka bahwa dua senior itu, bertindak terlalu jauh. Bahkan dia sempat berkata, bahwa ini bukanlah akademi tetapi sebuah penjara.

Kemudian ia bercerita, bahwa saat insiden pemukulan itu, hanya farhan dan teman seasramaku yang tidak terlibat. Setelah itu ia mengungkapkan kekecewaannya, terhadap oknum yang melakukan penyimpangan atas nama senioritas. Aku pun berkata.

"Bro sepertinya gue udah gak sanggup lagi" ujarku.

"Terus apa rencana elu selanjutnya?"

"Sepertinya gue bakal resign dari akademi ini"

"Apa elu yakin dengan keputusan elu?"

"Iya gue sudah memikirkan ini sejak lama, lagipula jujur ini semua bukan keinginanku" ujarku.

"Yasudah gue hargai keputusan elu, gue berdoa semoga elu lebih baik setelah keluar dari sini" ujarnya.

"Iya thanks, tapi gimana caranya gue menghubungi keluarga gue? Elu tau sendiri kita gak boleh bawa HP"

Kemudian ia naik ke atas kasur, lalu ia mengeluarkan HP androit dibalik bantalnya. Aku tidak menyangka ia nekap membawanya. Dia bertakata bahwa, dirinya sengaja membawanya untuk berjaga-jaga. Tiga hari kemudian saat tengah malam aku langsung berkemas. Sebelum berangkat, aku meminta Piras untuk menitipkan kunci asrama kepadaku. Kemudian pada pukul sepuluh pagi keluargaku datang ke akademi. Setelah itu menjemputku dikelas, lalu mengawalku seperti seorang tahanan yang akan memasuki mobil. Ketika aku akan memasuki, mobil aku sempat bertemu dengan senior Aditiya. Dia menatapku dengan penuh kekecewaan, lalu ia memasuki sebuah pos jaga samping ruang kesehatan.

Selesai mengurusi administrasi, kami pun berangkat ke asrama untuk mengambil barangku. Mobilku mulai melaju, kulihat senior Aditiya berdiri sikap sempurna, lalu memberi hormat kepadaku dibalik kaca. Spontan aku pun langsung menangis, diriku tidak menyangka bahwa akan berakhir seperti ini. Selesai mengambil barang di asrama, aku pun kembali ke asrama dengan berlinang air mata.

Sesampainya di asrama untuk terakhir kalinya Pak Sugeng datang menemuiku. Dia meminta agar dirinya bisa berbicara empat mata dengan diriku. Beliau membujukku untuk tidak mengundurkan diri. Namun aku tetap pada pendirianku, lalu ia pun bertanya.

"Jadi keputusanmu sudah bulat?"

"Iya keputusanku sudah bulat."

"Mengapa kamu memutuskan hal itu, sebelumnya bukannya bapak pernah bilang. Jika ada sesuatu katakan saja, jangan kamu simpan seorang diri."

"Hmm.."

"Sebelum kamu keluar dari akademi ini, bapak ingin bertanya sama kamu. Sebenarnya apa alasan, kamu memutuskan untuk pulang?" tanya Pak Sugeng.

"Saya udah gak betah disini, rencananya setelah ini saya ingin mencari kerja sambil berkuliah. Lagipula sejak awal ini semua bukanlah keinginanku, jadi saya ingin melangkah sesuai keinginanku. Jadi diteruskan saya khawatir akan berdampak buruk ke depannya" ujarku.

"Yakin hanya itu? Atau ada hal lain, seperti insiden pemukulan beberapa waktu lalu? Bapak ingin tau, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Pak Sugeng.

Akupun mulai menceritakan semuanya, dimulai dari pemukulan yang dilakukan oleh senior Soni, di fitnah, hingga menggerakkan masa untuk memukuliku. Semua aku ceritakan apa adanya, seketika Pak Sugeng menundukkan kepala lalu ia melepaskan topi hitamnya. Kemudian ia menggelengkan kepalanya, lalu memegang pundakku dengan tangan kirinya. Dia tak menyangka bahwa hal itu bisa terjadi, padahal sebelumnya pihak akademi sudah melarang tindak kekerasan. Bahkan mereka memasang baliho di setiap sudut akademi. Insiden itu membuat Pak Sugeng merasa bersalah, seandainya ia berada saat kejadian itu mungkin semua tidak akan terjadi. Dia pun berjanji bahwa dirinya akan mengusut kasus ini hingga tuntas. Setelah itu ia pun berkata.

"Untuk masalah ini Bapak mohon jangan kamu lapor ke polisi. Jika kamu melakukan itu, akademi ini akan ditutup selamanya" pintanya sambil menundukkan kepala.

"Tenang saya janji tidak akan melaporkan hal ini ke polisi. Sebab saya yakin suatu hari nanti, akademi ini akan menjadi lebih baik di masa depan" ujarku.

Dan akhirnya aku pun pamit untuk pulang, setelah itu langsung masuk ke dalam mobil. Sebelum berangkat ia berpesan, agar diriku menjadi orang yang lebih baik. Setelah itu supir mulai melajukan kendaraanya, dibalik kaca mobil belakang kulihat Pak Sugeng memberi hormat kepadaku sama seperti senior Aditiya. Asal kalian tau, saat aku melihatnya spontan diriku langsung berlinang air mata. Sementara itu, seluruh keluargaku bersikap seolah tidak tahu.


Load failed, please RETRY

ギフト

ギフト -- 贈り物 が届きました

    週次パワーステータス

    Rank -- 推薦 ランキング
    Stone -- 推薦 チケット

    バッチアンロック

    目次

    表示オプション

    バックグラウンド

    フォント

    大きさ

    章のコメント

    レビューを書く 読み取りステータス: C23
    投稿に失敗します。もう一度やり直してください
    • テキストの品質
    • アップデートの安定性
    • ストーリー展開
    • キャラクターデザイン
    • 世界の背景

    合計スコア 0.0

    レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
    パワーストーンで投票する
    Rank NO.-- パワーランキング
    Stone -- 推薦チケット
    不適切なコンテンツを報告する
    error ヒント

    不正使用を報告

    段落のコメント

    ログイン