"Udah mau cerita belum?" tanya Bara saat mereka sudah duduk di meja sambil menunggu cap cay-nya sampai tidak terlalu panas.
"Cerita apa? Tentang naga? Pada suatu hari, ada seekor naga yang hidup—"
"Bukan itu," potong Bara. "Maksud aku, soal orang tua kamu. Katanya tadi pagi ada masalah di rumah kamu."
Pradita menoleh pada Bara. Ia menatapnya tak percaya. Ternyata Bara ingat dengan hal itu. Padahal Pradita sudah melupakan yang terjadi tadi pagi.
"Ya, gitu deh," ucap Pradita sambil mendesah. "Orang tua aku berantem lagi soal duit. Katanya papa aku ada hutang banyak ke Mang Aji. Gak tau deh berapa banyak duitnya. Yang pasti, mama aku sampe ngambek banget terus kayak biasa pergi gitu aja, gak ninggalin duit ongkos ato duit jajan. Eh iya ya, aku gak ngecekin amplop."
Pradita menggeplak dahinya. Seharusnya ia teringat untuk memeriksa amplop di atas dispenser.
"Amplop apaan sih?"
"Jadi, mama aku suka naro uang di amplop buat duit jajan aku gitu," kata Pradita menjelaskan.