"Neth... gak usah sampai ngomong kalau persahabatan kita jadi taruhannya" kata Charisa
"Lo tau gak sih Cha, Deven sakit ini termasuk hal besar" kata Anneth "gimana lo bisa rahasia'in ini dari kita semua?, elo juga Go"
"Tadi khan gue udah bilang Neth, kita diancem Deven dan anceman lo sama anceman Deven sama" kata Gogo "kalau gue sampe cerita ke kalian terutama elo Neth, persahabatan gue ama dia bubar"
"Nah... sekarang lo cerita atau persahabatan kita semua yang bubar" kata Anneth marah
Charisa dan Gogo saling berpandangan
"Gue gak nyangka akan tiba saatnya gue sama Gogo bakal cerita tentang Deven ke kalian semua" kata Charisa "tapi gue akan merasa gak enak juga kalau gak cerita terutama sama elo Neth karena elo yang duluan tau tapi setelah gue cerita ini, lo harus janji 1 hal sama gue Neth"
"Janji apa?" tanya Anneth
"Lo harus berpikir positive karena cerita Deven ini karena sedikit banyak ini ada hubungannya sama elo" kata Charisa
Anneth mengangguk "lo cerita aja, gue pasti berpikir positive"
"Oke... aduh ini ceritanya mulai dari mana ya" kata Charisa
"Mulai dari sejak Deven diputusin Anneth lah" kata Gogo
"Sebelum itu khan Deven udah mulai serak-serak suaranya" kata Charisa "jadi pas sebelum putus sama elo Neth, suara Deven udah mulai serak tapi keluarga Deven dan Deven sendiri merasa mungkin itu bagian dari masa puber jadi dia kayak gak peduli, cowok kalau masa puber khan suaranya pecah"
"Tapi ternyata semakin lama, keadaannya makin parah" kata Gogo "hari dia putus sama elo itu hari dimana dia baru tau ada tumor di pita suaranya"
"Iya karena itu dia bisa menerima keputusan elo dengan tenang" Charisa menambahkan "karena ada hal yang lebih besar di dalam pikirannya meskipun"
"Meskipun???" alis Anneth terangkat menunggu penjelasan
"Meskipun keputusan elo minta putus sama dia saat itu membuat semuanya bertambah buruk" kata Gogo "Deven sangat terpukul sekali, ia... jadi minder dan menjauhkan diri dari semuanya, dia bahkan menjauhkan diri dari gue dan Ucha, gak ngerti gue gimana sedihnya dia hari itu dan apa yang ada di pikirannya"
"Tapi untungnya tumor itu bisa di operasi Neth" kata Charisa "gue seneng banget waktu kakaknya Deven, kak Amel bilang kalau Deven bakal bisa ngomong lagi tapi waktu gue ke rumah Deven buat jenguk Deven, Deven yang dulu sudah hilang"
"Maksud elo Cha?" tanya Anneth
"Dia kayak kehilangan gairah buat hidup" kata Charisa "gue lihat matanya udah beda"
Anneth diam saja dan ia baru menyadari kata-kata Deven yang waktu itu bilang "waktu gue ngomong ke elo masalah nilai pelajaran gue yang turun, gue berharap elo nemenin gue bukan malah ninggalin gue", kesalahan fatal Anneth...
Apa karena ini Deven tidak ingin kembali pada Anneth?
Terlalu sakit hati karena Anneth tidak ada di sampingnya di saat ia dalam keadaan paling down?!
Anneth tidak bisa menyalahkan Deven sepenuhnya sekarang, ia membuat Deven kecewa
"Gue ada disana waktu Deven operasi, dia operasi di Jakarta waktu selesai Unas kelas 3 Neth" kata Charisa melanjutkan "gue pikir Deven langsung bisa ngomong tapi ternyata enggak dan dokter disana bilangnya, butuh waktu beberapa minggu sampai Deven bisa ngomong, katanya pemulihan tapi sampai 3 bulan, Deven tetap gak bisa ngomong"
"SMA kelas 1... dia periksa lagi ke rumah sakit" kata Charisa "di Lombok butuh waktu lama untuk tau Deven sakit apa tapi Deven saat itu sudah mengambil kesimpulan terburuk kalau ia selamanya gak bisa ngomong lagi"
"Dan keluarganya, papa-mama Deven bertengkar setiap hari... teman-teman di sekolahnya menjauhi dia karena orang-orang kira dia bisu" kata Charisa berusaha menahan air mata "gue juga gak ada disana buat nemenin dia, gue sibuk persiapan pindah ke Jakarta"
Nashwa memeluk Charisa
"Sampai semuanya tidak tertahankan lagi buat Deven di kelas 2 SMA karena orang tua'nya memutuskan untuk berpisah karena terlalu sering bertengkar" lanjut Charisa "Deven melakukan hal bodoh"
"Hal bodoh apa maksud lo Cha?" tanya Anneth berusaha bertahan mendengarkan yang terburuk
"Deven melakukan percobaan bunuh diri Neth" kata Charisa menunduk dan sekarang menangis tersedu
"Apa????" semua teman-teman disana kaget
"Dia berusaha memotong urat nadinya dengan pisau" kata Gogo juga ikut menunduk melihat Charisa tak sanggup bicara
"Kenapa Deven melakukan hal itu?" tanya Joa bingung dengan air mata membasahi pipinya
"Gue denger cerita dari kak Amel waktu Deven udah sadar" kata Charisa dengan isak tangis "dia ngerasa kalau dia udah kehilangan semuanya, pertama dia kehilangan elo Neth lalu dia kehilangan suaranya dia dimana secara gak langsung dia kehilangan hobby'nya dan dia merasa akan segera kehilangan keluarganya... dia kehilangan semuanya dan dia merasa sudah tidak ada artinya lagi dia hidup"
Anneth memejamkan matanya sambil menutup wajahnya, ia tidak bisa membayangkan dirinya kalau ia berada di posisi Deven saat itu dan apa yang harus ia lakukan
"Gue gak tau sih gimana Deven bisa menjalani itu semua" kata Gogo "SMA itu masa-masa paling indah dan paling bahagia tapi enggak buat Deven"
"Iya tapi untungnya karena orang tuanya melihat Deven hampir mati, mereka akhirnya tidak jadi berpisah dan memutuskan untuk mensupport Deven, di akhir kelas 2 SMA, Deven ke Jakarta dan check up lalu dia didiagnosis kena sakit Laringitis dan dokter bilang Deven bisa sembuh hanya perlu menjalani terapi di Jakarta?"
"Jadi Deven pindah Jakarta?" tanya Anneth
"Dia pindah setelah lulus SMA" kata Charisa
"Kenapa dia gak langsung terapi?" tanya Nashwa
"Dia bilang, dia boleh kehilangan salah satu mimpinya menjadi penyanyi tapi dia gak bisa kehilangan mimpinya yang lain jadi dokter jadi dia bilang dia harus lulus SMA dulu" kata Charisa
"Jadi itulah kenapa Deven masuk kuliah telat 1 tahun daripada gue?, karena dia harus terapi?" tanya Anneth
Charisa mengangguk "iya"
"Dan itulah kenapa waktu lihat gue pertama kali dia benci banget sama gue" kata Anneth berbicara sendiri "gue gak bisa nyalahin Deven, ini memang salah gue"
"Neth... gue tadi udah bilang khan ama lo kalau lo gak boleh mikir yang enggak-enggak" kata Charisa "positive aja toh Deven sekarang udah sembuh sepenuhnya"
"Kalau dia udah sembuh kenapa dia masih ke rumah sakit?" tanya Anneth
"Lo inget kejadian di Ancol waktu dia nolongin elo?" tanya Gogo
Anneth mengangguk
"Dia menghirup terlalu banyak asap" kata Gogo "jadi tenggorokannya agak serak dan dia langsung ketakutan kalau penyakitnya bakalan kambuh lagi padahal udah enggak, dia cuma ketakutan sama dirinya sendiri"
"Itu jugalah yang terjadi kenapa dia gak nyanyi" kata Charisa "Deven takut menyanyi, dia takut kalau ia bernyanyi... suaranya akan hilang dan dia jadi anti sama musik"
Semua pertanyaan terjawab, semua pertanyaan yang selama ini ada di benak Anneth terjawab semuanya dan ini terlalu menyakitkan dan terlalu menyedihkan untuk ditanggung Anneth
"Mama Deven masih berharap Deven menyanyi karena itu gue ama Ucha berusaha membuat Deven bernyanyi lagi tapi selama ini hasilnya 0 besar" kata Gogo "dia marah setiap kali kita ngomong masalah menyanyi"
"Suara sebagus Deven sayang sekali kalau tidak diperdengarkan lagi" kata Putri
Sementara semua temannya mengangguk
"Jadi itu cerita lengkapnya?" tanya Anneth
"Itu cerita lengkapnya" kata Charisa
"Gue mesti ngomong ke Deven sekarang" kata Anneth emosi "mana boleh dia menyerah gitu aja"
"Neth... please jangan sekarang kalau lo mau bahas ini sama Deven" kata Gogo menahan lengan Anneth yang sudah berdiri
"Kenapa?" tanya Anneth bingung
"Kita ini mau UTS" kata Gogo "kalau lo ngomong sekarang lo bakal mempengaruhi mood Deven dan pemikiran Deven, Deven yang sekarang dengan Deven yang dulu beda Neth"
"Gogo bener Neth" kata Charisa "lo tahan deh sampe UTS selesai, kita selesaikan ini bareng"
Anneth menatap teman-temannya yang setuju dengan Gogo juga Charisa, akhirnya Anneth menyerah dan kembali duduk
"Kenapa lo bisa nyembunyiin masalah segedhe ini dari kita semua Cha?" tanya Joa
"Gue terpaksa" kata Charisa "Deven ngancem... dia ngancem kalau gue ngomong ke kalian, dia bakalan mutusin persahabatan gue ama dia dan gue mikir dia butuh gue, gue gak bisa ninggalin dia"
"Kenapa dia gak mau kita tahu?" tanya Nashwa
"Dia gak pingin kalian ninggalin dia atau memandang dia dengan sorot mata kasihan seperti temen-temennya di sekolah" kata Gogo "dia bilang ini semua adalah masalah di hidupnya bukan di hidup kalian, dia gak ingin kalian ikut terbebani"
"Kita ini bukan sekedar temen khan" kata Anneth "kita ini udah sahabat rasa saudara, mana mungkin kita ninggalin Deven??!!!"
"Tapi itulah yang Deven pikirkan Neth" kata Charisa