menelungkup kan tubuh di atas ranjang, Violet menutupi wajahnya dengan telapak tangan guna meredam suara tangisnya, Violet terisak lirih, ia menahan rasa sakit di dada yang terasa hendak mengguncang seluruh pikiran. Violet resah juga kalut, ia tidak pernah memusingkan hal yang ia anggap tidak perlu dipikirkan, bahkan jika terkadang ia terjebak dalam suatu permasalahan yang menyudutkankannya, Violet selalu berusaha untuk keluar dari masa itu dengan hati-hati dan berani. tetapi kali ini berbeda, Violet merasa terus terbayangi oleh asumsi terburuknya mengenai ucapan Arina tempo hari.
Tokkk.. Tokk
"Yang Mulia Ratu, tolong izinkan saya masuk."
menggeram kesal, Violet tidak dalam suasana hati yang baik untuk berinteraksi dengan seseorang, wanita itu mengepalkan kedua tangannya kuat hingga napas nya terengah-engah, lalu memutuskan untuk menuliskan terlinga serta tidak menghiraukan panggilan dari pelayan yang Violet ketahui bernama Cyria.