Jika cinta hanya menghadirkan luka dan air mata seharusnya tidak di pertahankan.
-Calista Earle Kafeel-
***
Tangis Calista tak juga reda sampai fajar menjemput. Cahaya yang sedikit masuk melalui tirai jendela telah memberikan secercah sinar pada ruangan yang gelap gulita. Calista yang dulu takut pada kegelapan kini tidak lagi, bahkan ia menghabiskan sepanjang malam dalam kegelapan dan kesendirian. Namun, ia tidak benar - benar sendiri karena di balik pintu ada Leonard yang dengan setia menemaninya.
Lelaki itu terduduk di depan pintu kamar dengan mendekap kedua kakinya. Kepalanya di tenggelamkan di antara kedua sikunya. Sama halnya dengan yang di lakukan oleh Calista hanya saja bedanya punggung Calista bergetar karena menahan isak tangis.
Semakin lama suara isak tangisnya terdengar semakin menyayat hati. Siapa pun yang mendengarnya akan bisa merasakan kesakitan yang Calista rasakan, begitu juga dengan Leonard yang tanpa sadar telah ikut meneteskan air mata.
Hallo, kalian masih setia nunggu? Terima kasih ya! Selalu dukung aku dengan memberikan power stone dan saran supaya cerita ini lebih baik.
Kalian menyukainya? Tambahkan ke koleksi!