*Arkan POV*
"sayang, kamu tiduran aja trus pas ada yg buka pintu nafasnya harus sesak gitu. Dan tunggu waktu yang pas untuk kembali normal. Aku selalu ada disekitar kamar kok"
"iya"
Setelahnya gue dan tiffany keluar dengan muka yang lesu dan kami sengaja sedikit memutarkan kamar disekitar sini, dan gue denger suara aqila.
"Arghh..." Langsung gue Tarik kasar kedua tangan tiffany, dia terkejut dan mulai panik dengan tergagap.
"A-arka-n... ini, ini gaseperti yang kamu lihat. Dia hanya berakting, aku hanya ingin mengunjungi dia, tapi,tapi, dia sangat sesak nafas dan aku ingin membantunya"
"MEMBANTU DIA CEPAT MATI?" bentak gue emosi, dan wanita gila ini malah mengambil AZKA!
"IYA! AKU AKAN MEMBUNUHNYA BESERTA BAYINYA" mendengarnya membuat gue hampir saja melayangkan tinju gue, tapi dengan cepat aqila menarik rambutnya dan menendang bokongnya sampai dia terjatuh dan azka kembali menangis.
"JALANG! berani beraninyaaa" tiba tiba ditangannya ada pisau lipat kecil, darimana dia mendapatkannya?
"Ya allah azka" gue berusaha menggapai azka dan cengkraman wanita itu semangkin mengetat membuat azkaku menangis lebih kencang. Dan gue rasa pisau lipat itu sudah menancap dalam di perut gue.
"Ya allah ARKAN!!!"
"Ambil azka" rasa sakit mulai menjalar ketika wanita ini memeluk, syit... pisau ini menancap lebih dalam, dan gue mulai kehilangan kesadaran. Maaf kali ini aku membuatmu khawatir sayang.
~~~~~
*Author POV*
"Boys, keluarkan jalang itu dan langsung antar ke kantor polisi. Rome sudah menunggu di depan"
"baik bu"
Suara rontaan menggema diseluruh ruangan dan berlanjut disepanjang lorong rumah sakit, rome langsung melajukan mobil ke kantor polisi.
Sedangkan di ruangan aqila yang sudah setengah jam setelah aqila tertidur dan cerita fanny mengenai arkan tiba - tiba dikagetkan dengan teriakan aqila.
"arkan.... arkann.. ..arkan...!!!!!"
"Aqila kenapa?"
"Mau ketemu arkan sekarang"
"nanti aja"
"Sekarang!"
"Dek, arkan masih ditangani dokter. Kita cuman bisa nunggu sama doa aja dek, kamu harus tenang untuk arkan untuk azka juga."
"iya bang tadi qila mimpi arkan, kan biasanya di novel novel kalo masuk ke mimpi berarti lagi kritis atau mau pergi gitu"
"dek, kamu cuman terlalu memikirkan arkan, terlalu khawatir sampai terbawa mimpi."
Dan bayi kecil itu menangis kencang, sangat kencang seperti terjatuh ke lantai. Aqila langsung menenangkan dan memberi asi, tetapi tetap saja bayi kecil itu meronta dan berusaha mengambil sesuatu. Alfa berusaha mengambil alih bayi itu dengan mengangkatnya dan membisikkan ayat ayat penenang. Dan azka mulai tenang dan kembali ingin menyusu pada aqila, namun aqila sendiri merasa firasat aneh dari bayinya.
Dan benar saja, tiba tiba suster membuka pintu.
"permisi pak bu, bapak arkan perlu donor darah O dan darah simpanan kami sudah habis."
"saya sus, saya O" ucap fanny.
"mari ikut saya bu"
"sus, arkan gimana keadaanya"
"kami usahakan yang terbaik ya bu"
"abang..."
"semua baik baik aja qila, kamu yang tenang dan doa ya"
"jadi karena ini azka nangis ya bang"
"Mungkin kali...udah sekarang kamu makan ya, udah dateng tuh"
3 jam kemudian...
Aqila yang sesudah makan langsung tidur akhirnya dibangunkan oleh alfa, bahwa arkan sudah bisa dilihat di ruang ICU pasca operasi. Ketika aqila melihat arkan, dia masih terpengaruh obat bius dan aqila menemani arkan sampai setengah jam kemudian arkan mulai sedikit demi sedikit tersadar.
"qila" ucapnya lemah.
"arkan, dok arkan udah sadar dok" jawab aqila tak sabar. Senyum tipis terukir dimulut arkan, ketika dokter tak kunjung datang dan aqila mengeram.
"Dari hasil pemeriksaan bapak arkan sudah melewati masa kritis dan sekarang dalam tahap pemulihan."
"Apakah luka arkan cukup serius dok?"
"Cukup serius sih tidak bu, hanya saja pisaunya tertancap cukup dalam, bapak arkan juga kehilangan banyak darah ditambah dengan beberapa infeksi karena pisaunya ternyata berkarat bu. Tapi alhamdulillah masa kritisnya sudah lewat"
"Alhamdulillah, makasih ya dok"
"sama sama, mari bu"
"dek, balik ke kamar ya kasian azka ditinggal dan arkan udah tidur lagi kan"
"eh, iya bang"
5 jam pasca arkan di ICU, arkan dipindahkan keruangan yang sama dengan aqila. Dan aqila sepertinya sudah tidak sabar ingin menerjang arkan jika tidak sedang menggendong azka yang sedang terlelap. Ketika dokter dan suster pergi barulah aqila berdiri disamping arkan, arkan tersenyum tipis melihat aqila yang masih menyiratkan rasa khawatir yang kental dimatanya.
"udah sayang, aku gapapa" aqila tidak menjawab, aqila hanya menidurkan azka di samping arkan dan aqila memutari tempat tidur dan tidur disamping arkan dengan memeluknya dari belakang.
"kangen." hanya kata itu dan senyum di bibir arkan mangkin melebar, dadanya membuncah merasakan pelukan seorang wanita yang teramat dicintainya entah sejak kapan.
Arkan tidak menjawab, dan memandangi azka dengan senyum lebarnya. Hening yang terjadi seperti menyalurkan perasaan masing masing dan acara itu dirusak dengan kehadiran rome yang tiba tiba.
"arkan, are you alright?"
"i'm fine, so?"
"ah, That girl is crazy I think, u know? dia bilang bahwa dia hamil anak kamu, sedangkan your bodyguard say the girl baru ke Indonesia 2 months ago and kehamilannya sudah 2 bulan satu minggu."
"okey, thanks rome. Selebihnya biar saya aja yang menanganinya, kamu dan fanny sebaiknya pulang."
"oke, get well soon bro"
"aamiin."
Setelah rome dan fanny pulang mereka meletakkan baby azka ke kotak tidurnya, dan aqila entah sejak kapan sudah terlelap sambal memeluk arkan. Arkan membalikkan posisi tidurnya menghadap aqila dan mencium keningnya.
*Arkan POV*
Pertama tau kalo gue ketusuk, bukan saat gue ngomong 'ambil azka' tapi karena wanita itu langsung memegang tangan gue dan seketika rasa nyeri tertusuk itu merambat keseluruh tubuh hingga akhirnya gue gasadarkan diri. Mungkin ini gue rasain selama operasi...
gimana aqila?
gimana azka?
pasti aqila khawatir
apa azka rewel?
pasti aqila lelah
pasti aqila shock
azka juga shock, oh baby kecilku
Kata kata itu melayang layang lamaaaa diotak gue, dan ketika buka mata ada aqilaku... dan mata gue terasa sangat berat dan kembali tertidur, ya kali ini tertidur setelah melihat aqila. Dan ketika dipindahkan ke kamar aqila, dia menatapku tanpa jeda (sepertinya dia lupa berkedip) dimatanya seperti dia ingin menerjang gue aja hahaha. Dia mendekatiku, matanya berubah sendu dan khawatir.
"udah sayang, aku gapapa" ucapku menengkan. aqila tidak menjawabnya, aqila hanya menidurkan azka di samping gue dan aqila memutari tempat tidur dan tak lama gue rasain kehangatan yang menjalar keseluruh tubuh gue dan senyum terukir diwajah gue.
"kangen." hanya kata itu yang aqila keluarkan dan senyum di bibir gue mangkin melebar, bagaimana tidak? kata kata itu cukup merdu ditelingaku dan kehangatan pelukan aqila dan putraku yang tersenyum senang dalam tidurnya.
Gue sangat ingin menghentikan waktu saat itu juga, tapi....
~~~~~
"Oeee oee"
Baru aja gue mau turun dari tempat tidur, aqila sudah terbangun.
"arkan, ambilin azka" dengan sigap aqila menyusui azka dan baby azka menyedotnya senang.
"aku selalu nyesel liat kamu"
"kenapa?"
"ga seharusnya kamu ngalamin semua ini"
"hahahaha" hanya tawa merdu itu yang membuat gue cukup kaget karena suasana sendu tiba tiba pecah.
"kenapa?"
"kalo ga ngalamin ini, aku gapunya calon suami seganteng kamu dong hahaha begitu juga dapet baby seganteng azka ya kan nak"
"tapi..."
"aku tau kamu menyesal,menyesallah... tapi kamu memperbaikinya, ya walaupun aku gabilang kalo aku gangerasain sakit. Tapi kamu belajar kan?"
"iya, aku belajar mencintaimu...."
"daddy ngegombalin bunda nih nakkk, kita pergi aja yu"
"loh, ini serius loh qila..."
"ga romantiss ngomongnya hahahahaha"
~~~~~~~~~~
Di tempat bertemu tahanan...
"kamu ha-hamil?"
"iya, aku hamil anak arkan"
"arkan? kapan kamu terakhir ketemu arkan?"
"pokonya ini anak arkan! cuman arkan ayah dari anak ini!"
"tiffany, sadar! arkan gapernah tidur sama kamu dalam waktu 3 bulan ini"
"engga! ini anak arkan bukan anak kam-"
"ini anak aku kan? aku inget kita ngelakuin sekitar 3 bulan yang lalu"
"ENGGAAA.INI.ANAK.ARKAN!!!!!"
"tenang bu, ibu lagi hamil"
"penjaga, kembalikan ke kamarnya" dua orang penjaga itu membawa pergi tiffany yang masih meronta.
~~~~~~
Orangtua gue dan aqila dateng, dan moomy paling heboh mengenai gue ditusuk. Gue baru sadar, sesibuk apapun orangtua gue ternyata masih peduli banget sama gue. Dari sini gue janji akan jadi orangtua yang lebih baik lagi untuk azka dan calon anak gue yang lain....