*Arkan POV*
Untuk sementara gue nginep di tempat tante rossa, kemarin kata sahabat gue.... Dia juga bingung wkwkwk dan berakhir ketawa tawa doang. Gaguna banget gue punya sahabat yak. Dan ini hari kedua gue ga ketemu aqilaku. Baik tante maupun mommy belum gue kasih tau situasi keluarga aqila, gue mau usaha sendiri ceritanya. Lamunan gue buyar pas dapet telepon dari Alfa yang bilang kondisinya sedang ga stabil kembali.
Segala macam pikiran berkesinambungan menyapa dan keputusan yang gue buat, gue harus liat kondisi aqila. Sesampainya di rumah sakit gue masih disambut alfa.
"Aqila kenapa lagi?"
"Sejak lo pulang dia udah agak uring uringan"
"Uring uringan gimana? Lu ngomong yang bener napa"
"Gue ngomong lu potong pea. Aqila jadi susah tidur walaupun dielus sama mami sama papi. Dan tidurnya juga gatenang gatau kenapa. Karena tidurnya kurang kondisi aqila mulai ga stabil lagi"
"Ohh trus aqila gimana sekarang?"
Dan hp alfa bordering, menghentikan percakapan kami.
"Kan lu mau liat aqila kan? Yok bonyok gue lagi balik bentar"
"Sumpah lu? Mau gue"
Finally ngeliat my aqila lagi, Yeah that my aqila! MY MINE! Dan gue rasa aqila sama kangennya sama gue. Baru liat gue bengong dipintu aja udah...
"ARKAN PELUKKKK" that my girl.
"Iya sayang, kangen banget sama kamu sama baby juga" ucapku memeluk dan mengelus lembut perut aqila yang sudah besar.
"Arkan, aku gabisa tidur kalo engga dielus kamu. Bayinya nendang terus, sakit gaenak huhuhu maunya sama kamu gamau sama yang lain" aduh aqila, ah aqilaku begitu menggemaskan.
"Jadi yang buat kamu gabisa tidur karena tidak dielus arkan sayang?" ucap seorang lelaki yang membuat aura dibelakangku menggelap dan gue menegang.
"Ehm om maaf saya melanggar janji om"
"Pi aqila yang minta arkan dateng, aqila gabisa tidur piiii huhuhuhu" ucap aqila sesegukan, hormon hamil aqila sangat sensitive -_- gue cuman bisa memeluknya dan mengelus perut aqila, tiba tiba babynya menendang dan membuat aqila merintih kecil.
"Dia menendang? Apa sakit? Jangan bandel ya nak di dalem, nanti bundanya kesakitan. Jadi anak baik budi ya baby" ucapku meluncur begitu saja, seperti naluri kebapaaanku mulai muncul.
"Arkan, ikut saya" hfft demi apapun gue tegang mulu dah gue kalo gini ceritanya.
"Iya om"
"Melihat kondisi aqila, saya memberi izin untuk bertemu ketika dia ingin tidurr. Jadi lagi ngapain pun kamu harus datang untuk aqila"
"Siap om, 24 jam saya siap"
"Lalu kerjamu bagaimana?"
"Saya bisa menanganinya om, tapi untuk sekarang aqila prioritas saya"
"Ah satu lagi, orang tuamu bagaimana?"
"Nanti malam saya usahakan orang tua saya datang om"
"Oke, saya titip aqila sebentar"
Mampus kan gue belom bilang mommy, seketika gue nelfon mommy dan lucky to mee! Daddy sama mommy bisa kesini nanti malem. Woah siap siap mati gue malem ini hfft.... Aqilakuuu
"Sayangg" ucapku ketika masuk dan memeluk aqila, menghirup aromanya diceruk lehernya. Astaga betapa memabukkan wanginya.
"Kenapa kan?"
"Kapan kita nikah sih, kapan introgasinya selesai, kapan aku bisa meluk kamu terus, kapan kamu bisa jadi milik aku sepenuhnya. Aku, aku mulai lelah sayang"
"Sabar ya arkan, doa aja biar dimudahin dan berjuang buat kita sedikit lagi. Kan kita udah bisa ketemu nih hehe. Gamau lepasin aku nih? Aku aus banget kan"
"Aaaa masih kangen qila, gamau pergi" ucapku manja dan lebih memeluknya lagi.
"Jiji ih lu, Arkan lepas bego, ade gue udah sesek gitu dipeluk elu. " cih menggangu suasana aja.
"Hehehe maaf sayang, nih minum dulu hehehe" dan jitakan gue dapetin secara free -_- dari alfa kampret.
"Nyengir mulu lu kek kuda"
Setelah setengah jam banyak ngobrol sama aqilaku, aqila mulai mengusap matanya yang sayu dan mulai mencari posisi nyaman. Aqilaku mengantuk sepertinya.
"Udah nina boboin tuh aqila udah ngantuk, udah dua hari ga tenang tidurnya" dengan lembut gue mengelus perut aqila, rasa syukur selalu gue ucapin sama Allah bisa ngedapetin kepercayaan buat ngejagain sesuatu yang sangat berharga.
"Lo nangis kan?"
"Mikirin apa sayang, sampe berlinang gitu matanya, kamu nangis?"
"Eh engga, cuman besyukur aja gue dikasih kepercayaan sama Allah buat jagain baby. Dan bundanya yang cantikk ini" ucapku haru, sambil mengelus pipi tembemnya aqila.
"Ehm, kenapa belum tidur sayang. Kan udah ada dia,"
"Iya pi ini mau tidur hehehe"
*****
*Aqila POV*
Aku bersyukur papi mami tidak menghujatku dan membuangku seperti di novel novel, Walaupun jelas kekecewaan di mata papi tapi papi tetap menyangiku. Bahkan lebih memanjakanku karena entah kenapa aku tidak bisa lepas dari papi. Mungkin ini sedikit melepas kangenku yang selalu ditinggal papi, walaupun terkesan childkid banget yaudahlah ya... ibu hamil mah bebas wkwkwk.
Di waktu aku mau tidur sangat susah, tidak ada posisi yang nyaman untukku. Seperti aada yang kurang, dan itu sangat menyebalkan. Padahal aku sangat mengantuk, aku lelah, tapi kenapa tidak enak sekali posisiku. Bahkan bayiku menendang terus ketika aku mengganti posisi, sampai akhirnya mami dan papi yang mau pulang tidak jadi karena aku belum kunjung tidur.
"Ada apa sweetheart?"
"Papi qila susah tidur, bayinya menendang terus" ucapku lemah.
"Yaudah sekarang tutup mata kamu, papi sama mami ada disini sampai kamu tertidur. Merem aja udah"
Dan itulah yang selalu mereka katakan ketika aku mau tidur, walaupun tertidur tapi tidurku tidak pulas. Selalu gelisah dan dipikiranku selalu ada arkan yang mengusap perutku lembut, tapi aku cukup takut bilang aku kangen arkan huhuhuhu. Nanti papi tambah marah lagi sama aku, trus malah aaaa yaudah deh.
Hari ini papi sama mami mau pulang, setelah aku tahan karena gabisa tidur dua hari ini hehehe. Dan baru saja rasaku papi menutup pintu, eh ada yang buka lagi. DAN ITU....
"ARKAN PELUKKKK" ucapku girang hihihihi, finally.
"Iya sayang, kangen banget sama kamu sama baby juga" rasa nyaman itu kembali, rasa kehilangan itu kembali. Wangi arkan menyergap memasuki seluruh rongga tubuhku, sentuhannya membuatku meremang mendamba perlakuannya. Sungguh kangennya aku...
"Arkan, aku gabisa tidur kalo engga dielus kamu. Bayinya nendang terus, sakit gaenak huhuhu maunya sama kamu gamau sama yang lain" aduku.....
"Jadi yang buat kamu gabisa tidur karena tidak dielus arkan sayang" suara berat papi mengintrupsiku dan tubuh arkan menengang
"Ehm om maaf saya melanggar janji om"
"Pi aqila yang minta arkan dateng, aqila gabisa tidur piiii huhuhuhu" ucapku membela arkan, tiba tiba babynya menendang dan membuatku merintih kecil dan menghentikan tangisku.
"Dia menendang? Apa sakit? Jangan bandel ya nak di dalem, nanti bundanya kesakitan. Jadi anak baik budi ya baby" ucapan arkan menghangatkanku, inilah arkanku yang sangat hangat.
"Arkan, ikut saya"cih papi merusak suasana aja deh ah.
Setelah Arkan pergi bang alfa menawariku makanan yang sedang dia lihat di hpnya, aku rasa dia cukup malas melihat sayang sayanganku tadi hihihi.
"Sayangg"
"Kenapa kan?" apa yang dilakukan papi?
"Kapan kita nikah sih, kapan introgasinya selesai, kapan aku bisa meluk kamu terus, kapan kamu bisa jadi milik aku sepenuhnya. Aku, aku mulai lelah sayang" astaga, aku bener bener gatau segitu menderitanya arkan.
"Sabar ya arkan, doa aja biar dimudahin dan berjuang buat kita sedikit lagi. Kan kita udah bisa ketemu nih hehe. Gamau lepasin aku nih? Aku aus banget kan"
"Aaaa masih kangen qila, gamau pergi" ucapnya manja dan membuatku lebih terjepit dipelukannya hihihi dia benar benar deh.
"Jiji ih lu, Arkan lepas bego, ade gue udah sesek gitu dipeluk elu. " hihihi abangku emang penyelamat.
"Hehehe maaf sayang, nih minum dulu hehehe" hihhi arkan sangat lucu dengan muka kesalnya dia.
"Nyengir mulu lu kek kuda"
Setelah setengah jam banyak ngobrol sama arkan dan bang alfa, kantukku mulai menyerang. Dan bang alfa menyadarinya.
"Udah nina boboin tuh aqila udah ngantuk, udah dua hari ga tenang tidurnya" dengan lembut dia mengelus perut ku dan dengan damainya aku tertidur, inilah kenyamanan yang hilang dua hari ini. Baru saja aku benar benar akan terlelap, suara bang alfa membuka mataku.
"Lo nangis kan?"
"Mikirin apa sayang, sampe berlinang gitu matanya, kamu nangis?" ucapku kaget, seorang arkan nangis? Coba kucek perpus internasionalll.
"Eh engga, cuman besyukur aja gue dikasih kepercayaan sama Allah buat jagain baby. Dan bundanya yang cantikk ini" ucapnya membuat aku hampir menangis juga, dan tangan hangat arkan menyapu pipiku lembut dan menenangkan.
"Ehm, kenapa belum tidur sayang. Kan udah ada dia," dan suara papi membuat tubuh arkan kembali menegang.
"Iya pi ini mau tidur hehehe" dan ucapanku menyelamatkan arkan dan kantukku menyerang kembali.
*Author POV*
Seorang pria paruhbaya yang melangkah gagah di lorong rumah sakit, kembali ke kamar putrinya tiba tiba menengang ketika mendengar suara riang putrinya yang terkesan manja.
"Arkan, aku gabisa tidur kalo engga dielus kamu. Bayinya nendang terus, sakit gaenak huhuhu maunya sama kamu gamau sama yang lain"
Sebaris kalimat yang membuat dia tersadar jika anaknya membutuhkan orang lain, ah lelaki lain di hidupnya. Selain alfa dan dirinya, itu adalah momok yang paling menyiksa seorang pria yang notabanenya adalah orangtua dari putri kecilnya ketika putrinya mulai mengenal lelaki lain. Dan lelaki itu dengan tekad kuat mulai harus merelakan putrinya.
"Jadi yang buat kamu gabisa tidur karena tidak dielus arkan sayang?" ucap papi aqila dengan segala aura intimidasinya.
"Ehm om maaf saya melanggar janji om"
"Pi aqila yang minta arkan dateng, aqila gabisa tidur piiii huhuhuhu" ucapan putrinya sesegukan, tiba tiba babynya menendang dan membuat putri kecilnya merintih kecil.
"Dia menendang? Apa sakit? Jangan bandel ya nak di dalem, nanti bundanya kesakitan. Jadi anak baik budi ya baby" ucapan arkan membuat papi aqila tersadar keadaan ini tidak harus dilanjutkan. Aqila dan babynya membutuhkan seorang lelaki yang bisa menjanganya, Orang tua mana yang tega memisahkan anaknya dengan seorang lelaki yang bisa menjaga anaknya?
"Arkan, ikut saya"
"Iya om"
"Melihat kondisi aqila, saya memberi izin untuk bertemu ketika dia ingin tidurr. Jadi lagi ngapain pun kamu harus datang untuk aqila"
"Siap om, 24 jam saya siap"
"Lalu kerjamu bagaimana?"
"Saya bisa menanganinya om, tapi untuk sekarang aqila prioritas saya" ya hanya kata itu, kata 'prioritas' lah kunci semuanya. Bagi pria jika sudah prioritas, apapun itu akan ditinggalkannya.
"Ah satu lagi, orang tuamu bagaimana?"
"Nanti malam saya usahakan orang tua saya datang om" Tapi ujian itu belum selesai bukan?
"Oke, saya titip aqila sebentar" dan papi aqila beranjak, tadinya dia hanya ingin menawari aqila ingin makan apa.
~~~~~
Tak sampai sejam papi aqila sudah kembali dan ingin menawari makan kembali, tapi lagi lagi suara alfa yang menahannya membuka pintu.
"Lo nangis kan?"
"Mikirin apa sayang, sampe berlinang gitu matanya, kamu nangis?" seorang lelaki tidak mungkin menunjukkan air matanya didepan perempuan!
"Eh engga, cuman besyukur aja gue dikasih kepercayaan sama Allah buat jagain baby. Dan bundanya yang cantikk ini" ucapnya membuat papi aqila membeku ditempat, ini bukan jawaban yang dia duga. Ini jawaban seorang lelaki sejati, ini jawaban keramat untuk seorang lelaki yang menghamili seorang diluar pernikahan.
"Ehm, kenapa belum tidur sayang. Kan udah ada dia,"
"Iya pi ini mau tidur hehehe" ucapan putri kecilku sangat menghangatkan hati papinya dan tak lama aqila tertidur pulas.
"Pi alfa beli makanan dulu ya tadi aqila mau katanya"
Atmosfir ruangan itu menggelap ketika alfa menutup pintu, tinggalah dua orang yang sama sama mengeluarkan aura aura yang berbahaya.