*Arkan POV*
Pagi ini gue sahur seperti biasa sama mom and dad plus kakak gue. Karena mau lebaran kan harus ngumpul, jadi dia pulang dengan segala ancaman mom of course.
"kan kamu pulang cepet ga hari ini?"
"em mau buka puasa di tokonya aqila sih rencananya, mom mau ikut?"
"Aqila? siapa aqil- AQILA ITU?" ucap mom heboh sendiri, dan tentu saja kakak dan dad heran.
"iya mom gausah heboh gitu kali" bales gue malas
"Siapa aqila mom?" tanya kakak gue kepo.
"hm itu loh, cake yang kamu cemilin itu, dia yang buat mom beli dari toko aqila"
"hmm enak dong buatan dia, cantik ga mom"
"cantik banget, baik lagi mom mau jodohin sama arkan eh dia gamau. Kamu emang mau?ah tapikan kamu maunya cewe bule"
"Kalo cantik aku mau-"
"Arkan mau kok mom" ucap gue gaterima,cih enak saja.
"HA?" ucap 3 orang didepan gue, apa gue salah ngomong ya?
"Bukannya kamu belom mau nikah? cih bahkan sifat cassanovamu belum hilangkan?"
"Lagian sejak kapan lo mau dijodohin de?"
"hm kalo sa sama di dia boleh juga mi, lagian aku udah gapernah main cewe kok mom, brisik lu kak"
"DAD CEPAT LAMAR AQILAA SEBELUM ARKAN BERUBAH PIKIRAN!!!!" teriak mom heboh -_-
"mom, gabisa langsung lamar anak orang gitu dong, apalagi kita belum terlalu kenal dia"
"dad kenal kok, dia salah satu client kita kata Arkan bahkan kita ke rumahnya" gue dan kakak gue cuman diam mendengar kehebohan mom. Sesekali kak Variel melirik gue seperti meminta penjelasan.
"Siapa kan?"
"Alderbaran Moldovia"
"ohh alde , setauku dia tidak mempunyai anak perempuan sebelum kemarin kita ke rumahnya"
"beneer kan dad, arkan pikir juga seperti itu"
" Kan gue ikut dong bukber sama lu, gue mau liat aqila hihihi mau liat secantik apasih cewe yang buat ade gue jatuh cinta"
"apaan sih lu gue ga jatuh cinta sih ye cuman ya kalo cantik gue ganolaklah"
"cih dasar, giliran yang cantik aja lu demennn. Kalo lo main main gue embat ye sih aqila bodo"
"Gaaa enak aja lu"
"eh udah udah kan udah mau imsak, gausah beerantem."
"Mi Arkan ga kerja yah hari ini cape hehe"
"Tumben, trus seharian mau ngapain?"
"Tidur, jalan jalan, trus buka deh"
"Mom, menurut varel mah dia lagi mau deketin aqila masa, sejak kapan coba seorang Arkan bolos kerja kalo engga karena alesan yang kuat?"
"Diem kek bang kompor aja lu, engga kok mom arkan cuman mau istirahat aja. Kita kapan pulkam mom?"
"Eleh eleh mengalihkan pembicaraan luu"
"Engga sih yeee"
"Aishh kalian ini... H-5 lebaran ya lusalah kenapa emang?"
"Gpp cuman nanya"
"Bener kan mom, dia cuman ngalihin pembicaraan tuh biar gadicengin sama aqila aqila itu"
"Dad juga suka liat aqila, dia cantik" Semua pada diam seakan tak percaya daddy akan nimbrung di omongan yang kaya gini.
"Aqila tuh cantik banget yakan sayangg, udah cantik, baik, trus pekerja keras lagi. Aku mau banget dia jadi menantu kita" ucap mom heboh sendiri
"Kalo gitu nanti malam dad akan ikut buka juga" ucapan dad seakan terasa susah dimengerti oleh kami bertiga, sejak kapan coba dad ikut urusan begian?
"HA?" Beo kami bertiga.
"Loh kenapa? Salah?" Ucap dad polos.
"Sayang kamu ga demam kan? Tumben kamu ikutan kaya gini?"
"Kaya gini gimana maksudnya? Aku cuman mau tau siapa yang buat dua orang dikeluargaku terpikat. Apa salah?" Geleng kami serempak
"Okeh berarti ntar kita bukber di luar siplahh~"
"Hm" jawab gue enggan, cih orang gue cuman mau buka sambil liatin dia. Kan mana tau dia nyamperin gue kaya kemaren.
"Omo omo ada yang bete tuhh sampe ngelamun gitu"
"Ha? Apaan engga kok siapa yang bete siapa yang ngelamun" namun bukan jawaban yang gue dapet tapi tawa mereka bertiga. Cih fix banget gue bete.
"dia sepertiku waktu muda ya sayang"
"Ya, mirip sekali"
~~~~~~~~~~~
*Aqila POV*
Siang ini aku dikejutkan dengan kedatangan Arkan. Kenapa arkan jadi dateng tiap hari gini? Tapi yasudahlah mending aku samperin dia.
"Hai cantik"
"Hai ganteng hihihi kenapa kesini? Disuruh bu ayudhia?"
"Engga, lagi kangen kamu nih"
"Cih gombal, beneran ada apaan nih?"
"Hmm mau reservasi bisa?"
"Ha? Lo kira ini restoran mahal apa pake reservasi segala"
"Loh emang kenapa? Biar gue bisa milih tempat yang enak dong"
"Hmm mau gue rekomendasiin tempat yang paling bagus ga? Tapi kenapa mau reservasi? Mau bukber sama pacar?" Entah kenapa nadaku berubah bete.
"Kenapa suara lo kaya bete hm? Cemburu? Aw jadi seneng. Kan pacar gue yang punya ni toko ngapain reservasi" entah kenapa mukaku bersemu. Aahhh kenapa deh
"IH siapa yang mau jadi pacar kamu, lagian gacemburu kok"
"Apa aku ditolak?"
"Emang kamu nembak?"
"Untuk apa aku nembak kalo aku lebih suka mengclamenya?"
"Maksudnya?"
"Aku lebih suka melamarmu dibanding menembakmu cantik"
"Ha? Kau gila? Jadi mau reservasi jam berapa?" Ahh aku tidak tahan disituasi ini lihatlahh mukaku sudah merahh
"Ouh mengalihkan pembicaraan Nona? Buat bukber 4 orang dan ditempat yang paling cantik di toko ini, seperti dirimu cantik" ucapnya sambil berkedip. Ahh apa hormon hamilku yang membuatku baper apa emang aku baper beneran yah?
"Oh ok. Mau ditempati dari jam berapa? "
"Jam 4 mungkin, tapi aku mau disini menemanimu,boleh?"
"Tidak" ucapku ketus, hei tidak cukupkan membuatku melting trus?
"Ayolahhh yayaya" eh? Kok sama ya kalo aku mohon sesuatu sama mom hihi tapi lucu kalo dilakuin sama cowo. Tanpa sadar aku tertawa.
"Ah tambah cantik kalo ketawa" ucapnya sambil menopang dagunya. Cih lihatnya, dia pasti playboy yang sering menggombal.
"Loh kok jadi mendengus sih"
"Brisik Ih sana gih pulang bye!" Aku pergi kedapur tanpa menoleh. Dan ketika aku sampai dapur dia juga mengikutiku.
"Apa maumu?"
"Mengikutimu?" Ucapnya nyengir. Cih lihat sekarang aku jadi pusat perhatian.
"Keluar!"
"Tidak mau"
"Keluar!!!!"
"Tidak mau!"
"Hffft yaudah naik gih keruangan gue, 15 menit lagi gue kesana"
"Cih ngapain disana sendirian mendingan liatin lo masak"
"Keruangan gue ga? atau gue usir pulang?"
"Gue maunya sama lo"
Ciee ciee mba pacarnya ya cieee
Cih mereka menyorakiku, ahh bikin malu saja dehh. Ah biarin ajadeh dia mau ngapain.
"Udah kalian pada kerja sana" usirku garang.
"Dan lo! Diam di pintu dapur atau gue usir"
"Siap cantik" bales dia dengan kedipan. Cih playboy dasar.
Cih liat saja aku akan membuatnya menunggu selama sejam hihihi, pegel pegel deh situ.
One hour later
"Aqilaaaa" suara siapa itu? Aga menjijikan. Lalu tiba tiba ada rasa hangat diperutku. Nyamannya.
"Sayang sampai kapan membuatku menunggu? Kau tau? Kau sangat sexy sayang" suara itu membuatku tersadar dari rasa nyaman itu. Cih playboy satu iniiiii menyebalkan sekali sih.
"Apaan sih peluk peluk ihhh lepasss" tapi apalah dayaku, pelukan dia lebih kuat.
"Ayolah sayang aku sudah lelah menunggumuuu kapan waktu untuk kita hm?"
"Tidak adaaa udah sana gausah peluk ishhh"
"Yaampun Arkan!!!!! Dad varel liat arkann" tiba tiba suara menggema membuat arkan melepaskan pelukannya dariku, seperti ada yang hilang
"Apaan sih mom brisik tau ga?" Ucap arkan bete sepertinya
"Yaampun bro gila gatahan banget ya udah ngebet nikah tuh mom" ucap lelaki disamping bu ayudhia? Yaampun malunya aku.
"Oh ini yang namanya aqila" ucap mungkin abangnya arkan . Ahh bagaimana iniii. Tanpa sadar aku menyikut perutnya. Ya ampunn perutnya sangat kerasss!
"Aww sakit sayang"
"Sayang? Kalian berpacaran? Sejak kapan? Kenapa mom tidak tau?" Ucap bu ayudhia heboh
"Em tidak ko-"
"Cih bukannya mommy yang mau menjodohkanku hm? Dan aku menerimanya. Jadi dia bukan pacarku" ucapannya sedikit menohokku.
"Tapi dia tunanganku" kelanjutan kalimatnya malah membuatku memerah.... Ah mami
"Ha-"
"Cie aqila malu sampe merah gitu pipinaaaa" tiba tiba tubuhku dipeluknya. Ya siapa lagi kalo bukan si Arkan
"Heh sembarangan meluk anak orang lepasin kan"
"Gamauuu, bolehnya Arkan doang yang liat aqila blushing!" Cih tak tau situasi dasar.
"Aqila?" Hm suara itu lebih berat dari suara Arkan maupun abangnya, mungkin... Daddynya Arkan? Aku berontak dari pelukan arkan, aku sudah cukup malu saat ini.
"Iiya pak" ucapku terbata.
"Jadi kapan kami bisa bertemu orang tuamu?"
Dad? Sayang? Dad
Suara itu yang menyambut, bukan suaraku. Bagaimana ini? Eh yaampun kenapa daritadi masih didapur.
"Hm maaf, keruangan saya dulu yuk pak bu biar enak ngomongnya masa didapur he he" ucapku mengelak.
"Ya jadi bagaimana? Kapan kami bisa berkunjung?" Cih aku kira pada lupa, ni lagi si arkan nempel terus kaya prangko.
"Boleh saya pikirkan dulu? Mungkin sehabis lebaran baru saya bisa memastikannya" ucapku ramah
"Hmm baiklah"
"Kamu akan menerimaku kan sayang?"
"Sayang sayang apaansih lu ngelamar aqila juga belom" balas abangnya garang hihi lucu juga melihat mereka.
"Ah iya saya lupa yaampunn bu, ibu mau makan disini saja?" Dari tadi yang membuat ibu ayudhia ini terdiam adalah ruanganku, di ruanganku ini banyak sekali bunga dan itu mungkin yang membuatnya terdiam.
"Bolehh disini sangat indahh" aku hanya tersenyum ramah
"Baiklah, pesananannya akan saya antarkan 15 menit sebelum buka yah" tetapi setelahnya tanganku dicekal
"Mau kemana sayang? Sini aja ya kan mom?" Yang dipanggil mom hanya cuek
"Lo udah gaketolong bro, mom anak kecil ini sudah terlalu jatuh cinta pada aqila"
"Ya sepertinya, cih padahal dia yang menolaknya waktu kemarin"
"Aqila, boleh om tanya sesuatu?"
"Boleh om ada apa?"
"Kenapa om tidak pernah tau dikeluargamu ada anak perempuan?" Hm pertanyaan yang sering dipertanyakan akhir akhir ini.
"Karena saya tidak ingin diketahui"
"Kenapa?"
"Hm, saya malas untuk berbincang, menemui kolega, pesta dan sebagainya" ucapku sambil nyengir.
"Oh baiklah"
"Oh ya? Ohh pantas saja"
"Tante om kak, bisakah membantu aqila?" Ucapku sedih
"Hei kenapa aku tidak disebut?" Ucapnya
"Kenapa? Ada apa" ucap mom arkan. Cih beda sekali dengan dia
"Bisakah om tante sama kakak melepaskanku dari arkan?" Ucapku sedih. Bukan pertolongan yang ku dapat tapi tawa ketika orang ini. Cih menyebalkan.
"Hahaha dek kakak rasa kau tak akan bisa lepas dari arkan hahah Arkan sudah tak tertolong mom dad"
"Setidaknya lepaskan aku ke dapur" ucapku mendumel.
"Baiklah sayang, silahkan... Tapi aku ikut yah" dia mendengarnya dan ucapan dia bukanlah jawaban!
"No! Bye! Misi semua"
~~~~~
*Arkan POV*
Cih menyebalkan, gue cuman kangen dia apa salahnya sih nempelin dia.
"Udahlah bro bentar lagi juga dilamar daddy kok tenang, oiya dad, verel juga mau dilamar donggg verel gamau dilangkahin sama bocah tengik ini"
"Ha???" Kami bertiga membeo