Aroma khas rumah sakit menyeruak indera penciuman, sudah setengah jam lebih diam sembari merapalkan doa-doa terbaik. Apa harapannya saat ini, hanya satu harapan Gendis. Erik bisa melewati masa-masa beratnya. Gendis masih belum diperbolehkan masuk ke ruangan UGD karena Erik masih dalam penanganan. Gelisah, takut yang berlebihan membuat Gendis kehilangan konsentrasinya. Ia terus menenangkan mama mertua sedangkan ia sendiri ingin ditenangkan, Gendis memilih kuat di depan semua orang padahal hatinya sudah hancur lebur. Menahan tangis terus-menerus membuat dadanya sesak, sayangnya ia terus melakukan agar tak ada yang khawatir dengannya. Lebih baik semua orang fokus pada Erik.
"Ndis ..."
Gendis menoleh, "Maw?" Gendis langsung bangkit lalu berjalan mendekati Mawar, memeluk Mawar. Yang ia punya saat ini Mawar, hanya Mawar yang bisa Gendis andalkan. Sudah memberitahu bude tapi tentu saja bude tak bisa langsung ke sini sedangkan Mawar langsung datang.