アプリをダウンロード
95.22% RE: Creator God / Chapter 359: CH.359 Ketenangan Sebelum Badai

章 359: CH.359 Ketenangan Sebelum Badai

Seperti yang sudah kubilang sebelumnya, kita akan berenang setelah istirahat sebentar sehabis makan. Sebagai peringatan, olahraga langsung setelah makan itu tidak boleh.

Alasannya simpel kok, hanya karena semua makanan yang kamu barusan makan itu belum terolah dan akan kembali ke atas karena tekanan lalu membuatmu jadi muntah.

Namun nyatanya ada seseorang yang setelah makan dan istirahat ini, dia malahan tidur seperti salah satu hewan pemalasa, mendengkur lagi. Siapa lagi kalau bukan Jurai.

Bahkan Aeria sudah capek untuk membangunkannya karena kalau Jurai sudah tidur, sulit untuk dibangunkan lagi. Masih ingat kejadian di panti asuhan? Iya, dialah yang bangun paling telat.

"Tadi dia yang paling semangat soal renang, sekarang malah dia yang ketiduran sendiri. Aku sudah nggak paham lagi dengan Jurai."

"Kalau kamu Shin yang jenius aja nggak paham, apalagi aku?"

"Hei, kau juga seorang jenius Sin, kita semua jenius."

"Kalian para suami membahas hal tidak berguna. Kenapa tidak tutup mulut kalian dan mulai berenang saja?"

Seketika kumpulan para istri dan anak-anak sudah berkumpul dengan persenjataan, eh maksudku perlengkapan renang yang penuh, hehehe.

Sudah lama sekali aku tidak berenang. Kejadian di laut itu beda lagi lho ya, itu menyelam, kalau ini berenang.

Lagipula yang di laut, aku akhirnya hanya menyelam sendiri, tetapi sekarang aku bisa berenang dengan semuanya walau hanya di kolam renang belakang rumah sendiri.

Namun yang ingin dicari bukanlah menakjubkannya, melainkan hanya sekedar kebahagiaan yang bisa dicari dari setiap kejadian yang terjadi.

"Entah tuh, mereka selalu saja membahas pekerjaan, kemampuan, dan yang mirip-mirip di mana pun mereka berada. Tidakkah kalian memiliki topik lain begitu?"

"Hei, kalian kira kita akan membuang waktu untuk hal yang tidak penting apalagi ketika masalah ada di depan mata?"

"Dan dengan begitu kau mengatakan bahwa keluarga nggak lebih penting dari masalah Heresia dan pulang ke Terra?"

Hah? Apa maksud mereka? Bukankah alasan kita ingin pulang ke Terra pun adalah karena anak-anakku dan Kiera yang lain kemungkinan masih hidup di sana? Aku tidak paham lagi.

Padahal ini untuk Kiera juga. Sudahlah, percuma juga berdebat dengan mereka, aku tidak akan menang. Prinsip perempuan selalu menang selalu memaksa dan menekan parah kaum adam.

Berikan aku sedetik untuk berpikir sejenak untuk mengulas soal prediksi akan keberadaan empat anak kembarku itu.

Secara teori, waktu yang sudah terlewat sejak terakhir kali itu sekitar 300 hampir 400 tahun. Secara prediksiku, aku sendiri bisa hidup sampai 1000 tahun dan itu belum batas akhir.

Selama ini alasan aku masih belum bisa melampaui batasku adalah waktu latihanku selalu terpakai oleh hal lain.

Kembali lagi, jika batasku 1000 tahun, maka batas mereka ada sekitar 900 tahun kurang lebih. Boleh dibilang prediksi kasarku masih menunjukkan bahwa mereka masih hidup.

"Papa, papa, ajari Feliha berenang dong."

"Lho, bukannya Feliha seharusnya sudah pernah berenang dan bisa berenang ya?"

"Hmph, jadi papa nggak mau ngajari Feliha ya? Ya sudah ah."

Oh tidak… aku lupa bahwa sifatnya Feliha hampir mirip dengan Kiera yang membuatku sulit menolak setiap ucapan mereka.

Sebenarnya aku tidak mau jadi seorang papa yang suka memanjakan anaknya, tetapi kurasa aku sudah terlambat untuk hal itu.

Ketika aku mengulas lagi, semua anak-anakku jadi super manja denganku sampai mamanya terkadang terheran-heran.

Sebenarnya aku tahu alasannya kok. Apalagi kalau bukan aku selalu jarang bersama mereka karena pekerjaanku atau pertarungan yang ada.

Coba dipikir lagi bahwa waktuku bertemu dengan mereka sangatlah terbatas. Dan aku sendiri akan selalu memanjakan mereka ketika aku sedang bersama mereka.

"Ehh bukan begitu Feliha sayang, papa kan hanya berpikir kalau Feliha sudah bisa berenang. Kalau Feliha ingin diajari papa, boleh kok."

"Benarkah!? Yeayyy!! Papa, papa, ajari Feliha berenang dengan cara menyelam di bawah air dong. Tanpa sihir tentunya."

"Menyelam di bawah air? Oh mudah kalau itu. Coba lihat papa ini."

Medannya kali ini mendukung. Dengan besar kolam yang hampir 300 meter ini dengan lebar 100 meter, kolam super besar ini juga memiliki kedalaman sekitar 3 meter.

Oh ya kita juga punya kolam anak-anak yang kedalamannya bahkan hanya semeter, jadi untuk Ais di situ dulu masih aman.

Karena Feliha yang meminta untuk menyelam di bawah air sambil berenang, akan kubuktikan kemampuan berenang juga kemampuan fisikku.

Ketika aku bilang soal fisik, itu artinya juga termasuk ketahanan paru-paru dalam hal menampung oksigen. Biasanya orang akan kehilangan oksigen dengan cepat tanpa bernafas, apalagi ketika kau sedang bergerak.

Aku memulai dari permukaan air di pinggir kolam bagian selatan untuk menuju ke utara. Ngomong-ngomong, sebelum berenang, perlu namanya peregangan dan pemanasan, penting.

Dengan mendorong salah satu kakiku melawan tembok, aku melaju menuju ke dasar air dengan cepatnya. Ini bahkan mungkin melebihi kecepatan atlet perenang di Terra dulu.

"Uwaaaahh, papa menyelam!! Papa menyelam!!"

"Papamu suka alam, entah pantai atau pegunungan yang banyak pohon. Jadi fisik papa pastinya kuat untuk mendaki atau berenang. Apalagi banyak bertarung, itu lebih-lebih."

"Benar juga, papa Feliha adalah orang yang hebat, Feliha selalu tahu itu dari dulu."

Normalnya ketika kau berada di bawah air, gelombang suaranya akan sangat terhambat dan perlahan terdispersi.

Namun ketika aku mempelajari cara paus biru mengontak sesamanya dengan bersuara juga, aku mempelajari bahwa gelombang itu tetap bisa memancar bahkan sampai berkilo-kilometer.

Makanya itu aku bisa mendengar suara Feliha dan Kiera yang sedang berbincang walau di atas permukaan air. Sedikit kacau sih gelombang suaranya, tetapi tetap terdengar.

Dalam waktu sekitar dua puluh detik lebih sedikit, aku bisa mencapai ujung kolam yang satunya lagi tanpa kesulitan bernafas karena kekurangan oksigen.

"Papa keren!! Bagaimana papa bisa menahan nafas selama itu walau bergerak banyak di bawah air yang tidak ada oksigen?"

"Tentu saja karena papa banyak berlatih untuk mengurangi konsumsi oksigen dalam tubuh. Mama tadi sendiri saja sudah menjelaskan soal itu ke Feliha bukan?"

"Iya, mama bilang papa suka mendaki dan berenang. Papa memang terbaik!!"

"Sebenarnya kalau berenang, itu hanya sebagai hobi. Namun kalau bicara soal pegunungan, papa suka ketenangan yang ada di sana."

Memang aku benar-benar ingin mencari kedamaian dan ketenangan yang penuh, dan itu hanya bisa dirasakan ketika kau sedang di pegunungan atau hutan yang dipenuhi pohon rimbun.

Kicauan suara burung, desiran angin, suara gesekan daun antara satu sama lain, dan juga suara serangga juga membuat pikiranku menjadi murni lagi.

Jujur aku sudah tahu itu tidak akan bisa terjadi selamanya kepadaku. Makanya aku benar-benar menikmati waktuku sebelum masalah lain akan muncul lagi di hadapanku.

Sekarang mentalku sudah siap untuk menerima semua masalah yang sudah berlalu, sekarang terjadi, bahkan yang di masa depan.

Hanya saja, kalau mentalku sudah kusiapkan, itu tetap bisa saja hancur. Lagi, aku juga belum tentu bisa menang hanya dengan sekedar mental.

Karena itulah, aku sudah menyiapkan segala rencana untuk melatih diriku tiap hari. Satu, memperluas daerah yang menampung mana, lalu menguatkan kekuatan dewa lebih lagi.

"Papa, bisa gendong Feliha dan Ais barengan lalu berenang nggak?"

"Gendong sambil berenang?? Bisa sih walau harus hati-hati atau nggak mamamu bisa marah ke papa nanti."

Kalau ada yang terjadi kepada Feliha dan Ais, bisa-bisa aku kena dicekik sama Kiera. Agak susah jujur untuk mengendong mereka berdua sekaligus.

Tapi biarlah, lagipula jika terjadi sesuatu, aku bisa menanganinya dengan mudah melalui sihir. Walau, kurasa akan kena omelan juga.

Tentu saja, semua itu tak akan kubiarkan menghalangiku dari bersenang-senang bersama semuanya. Waktu ini adalah waktu kedamaian, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

"AHH!!! Kalian kenapa tidak membangunkanku!? Sejak kapan kalian mulai berenang?"

"Oh, pemalas kita akhirnya bangun juga. Tentunya sudah hampir satu jam. Kaunya saja yang tidak bisa dibangunkan."

"Err… soal itu… ahhh masa bodo, aku langsung lompat masuk aja deh."

"Oii!! Ganti ke pakaian renang dulu woi!!"

Siapa lagi kalau bukan kerbau kita yang satu ini Jurai tiba-tiba terbangun dan protes karena dia sudah ditinggalkan.

Salah sendiri malah tidur habis itu tidak bisa dibangunkan. Kalau aku mah, biarkan saja sampai puas dia tidur tuh, sampai mampus sekalian.

Namun kerbau satu ini masih belum dengan pakaian renang, tiba-tiba main nyelonong lari dari jarak yang cukup jauh, lalu loncat ke dalam kolam renang sampai airnya kemana-mana.

Anak yang satu ini… rasanya dia sudah keseringan mengacau deh, kali ini tidak bisa kubiarkan. Akan kuberi pelajaran sampai kapok, sekapok-kapoknya.

"Fuaaaa, berenang dengan air semi hangat begini memang terbaik."

"Sudah, puas? Puas kau loncat masuk ke kolam renang tanpa pakaian renang."

"Aelah, laki mah gampang, tinggal copot baju kelar."

Ohhh gitu… heem, paham kok. Kalau begitu biar kubuat hidupmu jadi gampang sekalian. Makin lama makin ngeselin aja ini anak satu.

Tentu saja dengan mudah aku mengaktifkan sihir kontrol air yang sebenarnya hanya bersifat memanipulasi air yang ada dan mengubahnya sesuai keinginan.

Yang kulakukan simpel, membuat pusaran air di sekitar Jurai lalu membuatnya tertarik ke dasar kolam dan menahannya di bawah sana.

Tapi aku masih baik, tidak terlalu kejam, hanya kusekap di bawah air selama dua menit saja. Seorang petarung mah mampu menahan nafas selama ini.

"Enak nggak disekap di bawah air?"

"GILA KAU SIN!! AKU HAMPIR KEHABISAN NAFAS!!"

"Masa bodo, lihat, Aeria aja kelihatannya juga puas dengan hasil ini."

"Tentu lah, akhirnya bisa melihat pemalas satu ini membayar harga atas kemalasannya."

Bahkan istrinya Jurai sendiri, Aeria setuju dengan tindakanku. Ya mestilah, mereka sudah tinggal bersama lama dan tahu seluk beluk sifat Jurai, begitu pun denganku.

Siapa pun yang sudah tinggal lama dengan Jurai tahu, bahwa Jurai adalah juara nomor satu membuat orang kesal dan malasnya paling maksimal. Sudah tidak ada obatnya dah kalau itu.

"Sial, awal saja kalian nanti."


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C359
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン