Dewan meninggalkan butik tersebut, dia tidak tahu harus pergi ke mana. Intinya, di manapun asalkan tidak ada wanita itu, Dewan pasti lebih tenang.
Memang saat ini, dia seperti lelaki yang bersikap kekanak-kanakan sekali, tapi buatnya. Ini adalah rasa kekecewaan yang sedang dia tunjukan untuk calon istrinya. Bagaimana bisa Nazla memesan gaun selama satu tahu. Sementara, mereka baru saja merencanakan pernikahan baru-baru ini. Benar-benar tidak beres, dia seperti sedang dijebak di pernikahannya sendiri. Jika begini caranya.
Dia menepikan mobilnya di sebuah tempat yang teduh. Biasa orang bisa memarkirkan mobilnya. Dia bingung harus pergi ke mana. Karena tidak ada tujuan, akhirnya dia memilih untuk pulang ke rumahnya. Karena kembali lagi ke kantor juga tidak akan ada orang di sana, dan tidak ada kerjaan juga.
"Kalian sudah pulang? Tumben cepat sekali." tanya mamahnya.
"Iya Mah, kita sudah selesai kerjanya."