Delvis tidak bisa mengelak lagi, dia juga tidak berusaha untuk mundur ataupun kabur setelah ini.
"Kamu pikir, kamu hebat sekali? Bisa menyelesaikan masalah ini sendirian? Yang sedang kamu sembunyikan itu anak Saya." Suara murka pria yang ada di hadapannya bukan membuat Delvis takut. Dia hanya merasa telah kecolongan saja, sampai papahnya mengetahui hal ini. Padahal, semua orang kepercayaan, telah dia minta untuk tutup mulut.
"Anak yang sudah lama dibuang, terus kenapa sekarang datang? Bukannya anda sudah tidak perduli lagi padanya?" Kini, Delvis sudah kepalang tanggung. Percuma, jika dia bohong lagi. Malah akan menambah masalah. Dia hanya ingin, papahnya tidak terlalu keras begitu. Papahnya pasti tahu, alasan terbesar dia menyembunyikan ini semua.